Kamis 21 Nov 2019 09:36 WIB

Tekan Stunting, Baznas Jabar Buat Program Desa Cageur

Desa Cageur merupakan program untuk mendukung Pemda mencegah stunting.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Baznas Jabar meluncurkan program Desa Cageur untuk membantu pemerintah menekan angka stunting.
Foto: Piqsels
Baznas Jabar meluncurkan program Desa Cageur untuk membantu pemerintah menekan angka stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum me-launching Desa Cageur (Desa Calon Generasi Unggul dan Sarehat) di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (20/11).

Desa Cageur merupakan program untuk mendukung Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) dalam menekan angka stunting atau gagal tumbuh melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jabar.

Baca Juga

Menurut Ketua Baznas Jabar Arif Ramdani, stunting adalah kondisi dimana anak kurang normal dari sisi pertumbuhannya dan harus dihindari karena akan menciptakan generasi muda yang lemah. 

 

Arif mengatakan, Desa Cageur menjadi salah satu upaya Baznas Jabar dalam mendukung program Pemda Provinsi Jawa Barat dalam melawan dan menekan angka stunting. "Kami diarahkan untuk mendukung visi Jabar Juara Lahir Batin, salah satunya melalui program kesehatan," ujar Arif.

Program Desa Cageur, kata dia, berlangsung selama tiga bulan dengan penerima manfaat per desa adalah 100 kepala keluarga. Adapun Desa Ciburuy dipilih karena termasuk 10 desa prioritas stunting dengan kasus stunting tertinggi kasus di Jabar.

Wagub Uu pun mengapresiasi program tersebut karena dinilai bisa menyadarkan masyarakat tentang bahaya stunting termasuk memberikan wawasan terkait upaya pencegahannya.

"Ini (Desa Cageur) bagus karena memberikan kesadaran kepada masyarakat bahaya stunting. Dengan begitu mereka berusaha untuk menghindar," kata Uu.

Terdapat tiga langkah dalam upaya penurunan angka stunting di Jabar lewat Desa Cageur, yakni pemberian makanan sehat bernutrisi kepada balita dan ibu hamil, pemberian edukasi tentang bahaya stunting, serta pemberdayaan kader Posyandu. 

Nantinya, program tersebut akan diawasi oleh tim dokter selama tiga bulan penuh agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Uu mengatakan, Jabar merupakan salah satu daerah penyumbang kasus stunting yang cukup tinggi di Indonesia. Secara nasional, 36 persen balita (0-5 tahun) di Indonesia terkena stunting.

Sementara berdasarkan data BKKBN pada 2018, terdapat 29,9 persen atau 2,7 juta balita Jabar yang terkena stunting. Adapun Pemda Provinsi Jabar terus berupaya menurunkan angka stunting hingga di bawah 20 persen.

"Kami juga sudah memiliki program dalam menurunkan stunting yang berbasis menu makanan, pola asuh dan sanitasi, yaitu program Omaba (Ojek Makanan Balita), Sekoper Cinta, dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)," papar Uu.

Target penurunan tersebut, kata Uu, fokus kepada 11 kabupaten/kota dengan tinggat stunting tertinggi, salah satunya Kabupaten Bandung Barat.

Uu juga berharap program Desa Cageur bisa dijalankan di desa lainnya di Kabupaten Bandung Barat oleh Baznas JABAR bekerja sama dengan pemda setempat. Tak lupa, Uu mengajak seluruh pihak untuk peduli terhadap stunting. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement