Kamis 21 Nov 2019 18:18 WIB

Humanity Rice Truck ACT Siap Jelajahi Jawa Barat

ACT terus memperkuat program bantuan pangan.

Rep: Zahrotul Octaviani/ Red: Dwi Murdaningsih
Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberikan bantuan humanity rice truck kepada warga Desa Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (21/11)
Foto: Republika/Zahrotul Oktaviani
Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberikan bantuan humanity rice truck kepada warga Desa Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (21/11)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) resmi meluncurkan program Jelajah Humanity Rice Truck di Jawa Barat. Lokasi pertama pelepasan bantuan truk beras ini dilakukan di Desa Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (21/11).

Sebanyak 1.000 warga dari desa tersebut ditargetkan mendapat bantuan pangan berupa beras. Masing-masing keluarga akan mendapatkan bahan pokok pangan ini sebanyak 5 kg.

Baca Juga

Direktur Program ACT, Wahyu Novian menyebut kegiatan ini termasuk menandai peluncuran perdana armada terbaru act, rice truck. ACT memiliki perhatian khusus untuk masalah pangan.

"Kita memilih Desa Sindangkerta, di sini ada lima kampung dengan 6.000 jiwa. Sepanjang mata memandang, ini sawah kering karena tujuh bulan tidak ada hujan," ujarnya di Desa Sindangkerta, Kamis (21/11).

photo
Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberikan bantuan humanity rice truck kepada warga Desa Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (21/11)

Masyarakat di wilayah ini yang berprofesi sebagai tani akhirnya bergeser menjadi kuli bebatuan. Karena berubahnya pekerjaan mereka, kebutuhan masyarakat akan pemenuhan ekonomi dan pangan juga terpengaruh.

Warga yang datang ke lokasi untuk mendapatkan beras gratis tinggal membawa KTP dan Kartu Keluarga (KK). Kemudian mereka akan diberikan kupon atau kartu yang bisa digunakan untuk mengakses truk beras tersebut.

Tidak hanya mendatangkan truk beras, ACT juga menyediakan food truck atau truk untuk makanan siap saji, pelayanan kesehatan, serta humanity water truck. Sebanyak10 ton beras dan 20.000 liter air diberikan untuk mengatasi kekeringan dan pangan bagi masyarakat sekitar lokasi.

Ketua Dewan Pembina ACT, Ahyuddin menyebut beras yang digunakan dipasok dari Lumbung Wakaf yang dimiliki ACT. Ada tiga lokasi lumbung yakni di Blora, Karawang, dan Tasik.

Ia juga menyebut ACT memilih isu pangan sebagai isu utama yang akan terus diperkuat programnya. Isu kemiskinan sangat identik dengan pangan dan umumnya parameter kemiskinan dilihat dari bagaimana suatu keluarga bisa mencukupi kebutuhan pangannya

"Bangsa kita dilanda kemiskinan yang luar biasa karena adanya kemarau panjang. Hari ini kita di sini launching program rice truck untuk kita lihatkan bahwa layanan pangan seperti ini harus dilakukan semua pihak," ucapnya.

Kemarau panjang yang terjadi di berbagai wilayah di Tanah Air menyebabkan kesengsaraan bagi masyarakat Indonesia. Ahyuddin menyebut ada kematian dalam kegiatan ekonomi karena bencana kemarau ini.

Roadshow bantuan kemanusiaan ini akan berjalan selama 25 hari. Adapun wilayah yang didatangi di Jawa barat di antaranya; Garut, Tasikmalaya, Cirebon, dan berakhir di Depok. Membawa 10 ton beras setiap harinya, ACT menargetkan bisa memberikan bantuan bagi 5ribu keluarga.

"Ini beras untuk ibu Indonesia. Dimana-mana saat kita bagi-bagi beras, yang datang adalah ibu-ibu. Orang miskin tidak perlu mobil atau pakaian, tapi pangan, beras. Dan masyarakat antusias menyambut bantuan beras ini," lanjutnya.

Ia juga menyebut ACT saat ini sedang memesan satu truk beras lagi dan pengerjaannya memakan waktu tiga bulan. Ia menargetkan pada 2020 bisa memiliki 10 truk beras.

Program bantuan ini juga akan menjadi program reguler yang berjalan rutin setiap bulannya. Hal ini mengacu pada kemiskinan yang tidak mengenal musim dan terjadi kapan saja di mana saja. ACT berkomitmen untuk bergerak setiap hari bagi masyarakat yang membutuhkan.

"Mudah-mudahan kegiatan ini bisa dimasifkan dan diikuti atau menginspirasi oleh banyak pihak. Layanan harus jemput bola dan tidak menunggu di kota saja," ucap Ahyiddin.

Salah satu warga yang menerima bantuan, Usman menyebut ia merasa terbantu dengan program yang diberikan ACT ini. Ia yang berprofesi sebagai kuli tani dan menggarap sawah milik orang ini memang menggantungkan hidupnya pada sawah. Kekeringan yang melanda daerahnya sedikit banyak berpengaruh pada kondisi keuangan keluarganya.

"Harapannya bantuan ini bisa rutin, tiap bulan. Jadi masyarakat terbantu untuk pangan dan airnya," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement