Sabtu 16 Nov 2019 14:37 WIB

Baznas Resmikan Pemberdayaan Lebah Madu di Gunung Kidul

Baznas Microfinance Desa membantu akses permodalam bagi masyarakat.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Madu bisa menjadi pengganti gula dalam resep (ilustrasi)
Madu bisa menjadi pengganti gula dalam resep (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meresmikan sentra pengembangan usaha budi daya madu di Dusun Wungurejo, Desa Pengkol, Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Jumat (15/11). Program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis dana zakat ini diinisiasi oleh Lembaga Program Baznas Microfinance (BMFi).

Bermula pada pertengahan 2018, melalui program kemitraan dengan BPRS Margirizki Bahagia Yogyakarta, Baznas mendorong pengembangan budidaya madu di dusun tersebut dalam bentuk pemberian permodalan. Baznas juga memberikan pendampingan kepada 27 orang yang tergabung dalam Kelompok Tetes Bunga Sejahtera (TBS).

Baca Juga

Kepala Divisi Pendayagunaan Baznas, Randi Swandaru mengatakan, pembangunan sentra budi daya ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas mitra kelompok TBS dalam mengembangkan usahanya. "Peningkatkan akses serta kemampuan dalam pengelolaan budidaya madu kepada kelompok TBS ini diharapkan dapat menjadikan Dusun Wungurejo, Pengkol,  sebagai Sentra Budi Daya Lebah Madu TBS nantinya sebagai Pusat Budi Daya Madu di Gunung Kidul," kata Randi dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Jumat.

Randi mengatakan, Baznas juga memfasilitasi melalui layanan pengembangan usaha, sehingga madu yang telah diproduksi dapat dikemas, dan dipasarkan kepada masyarakat lebih luas. Ini merupakan komitmen Baznas sebagai lembaga bantuan pembiayaan produktif kepada mustahik.

"Tujuan utama Baznas adalah memberikan akses layanan pembiayaan produktif kepada mustahik dalam rangka mengembangkan usahanya," ucap Randi.

Sementara itu, Kepala Pendistribusian Baznas DIY, Agus Sunarto, menyatakan Baznas DIY akan mendukung, dan mengawal pengembangan Desa Pangkol  ini sebagai sentra madu. "Baznas DIY akan turut memantau  dan mensupervisi perkembangan program ini," kata Agus.

Ketua kelompok TBS, Sutadi menyatakan bantuan pembiayaan yang dilakukan Baznas bersama dengan BPRS pada 2018 lalu, perlahan mampu meningkatkan jumlah produksi madu di kelompoknya. Pada periode awal, yaitu September hingga Desember 2018, mereka dapat memanen tujuh liter per bulan.

Selain meluncurkan Pusat Pemberdayaan Zakat Lebah Madu, juga dilakukan Panen Raya dari kelompok Tetes Madu Sejahtera. Dalam panen raya ini kelompok TBS menghasilkan sekitar 104,4 liter madu dengan berbagai  jenis madu, yakni Madu Cerana, Mellifera, Dorsata, dan Trigona.

Selanjutnya, program ini akan diperkuat dengan tahapan pelembagaan kelompok melaui pembentukan Baznas Microfinance Desa (BMD). Kehadiran BMD dipandang begitu penting dalam kerangka memberikan akses permodalan dan pendampingan lebih luas lagi kepada masyarakat, terutama untuk mendukung pengembangan budidaya madu.

Sebagai catatan, Baznas Microfinance Desa (BMD) merupakan keuangan mikro non profit. Sudah ada enam BMD yang tersebar, antara lain: Bogor (Bojong Rangkas dan Jabon Mekar), Bekasi, Bukittinggi,  Lombok, dan Sigi-Palu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement