Selasa 12 Nov 2019 01:40 WIB

Penebusan Dosa Hingga Tiket Surga Magnet Ekstremisme

Ekstremisme menggunakan beragam dalih termasuk tiket surga.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Bom Bunuh Diri
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Bom Bunuh Diri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Narasi utama yang digunakan untuk mendorong kalangan perempuan mau terlibat dalam aksi terorisme yaitu penebusan dosa. Direktur The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, Ruby Kholifah, menuturkan seseorang dibikin merasa bersalah sehingga ingin menebus kesalahan tersebut melalui jalan ekstremisme.   

Ruby mencontohkan Ika Puspitasari, perempuan asal Purworejo yang ditangkap pada Desember 2016 lalu dengan tuduhan merencanakan bom bunuh diri di Bali pada malam tahun baru 2017. Ika sebelumnya adalah buruh migran di Hong Kong. 

Baca Juga

"Dia masuk ke sini karena rasa bersalah dia di dalam shock culture di Hong Kong. Soal dia melakukan kesalahan sebagai buruh migran saya tidak tahu, tapi sebenarnya dia melakukan redemption," ujarnya dalam diskusi di Jakarta, Senin (11/10).  

Hal itu pula yang menurut Ruby menjadi model dalam perekrutan perempuan-perempuan lain. Model perekrutan seperti ini terbilang kuat dan seolah menjadi pencucian dosa. "Yakin bahwa pencucian dosa itu ada dan mereka-lah (kelompok ekstremis) yang kemudian menjamin dosanya itu dicuci," paparnya.  

Selain itu, narasi tentang tiket ke surga juga masih menjadi daya tarik yang mendorong perempuan mengikuti aksi terorisme. Narasi tersebut juga membuat mereka mengambil peran aktif dalam merekrut perempuan lain. 

"Ada narasi tentang 40 tiket ke surga. Nah narasi ini salah satu yang mendorong mereka mengambil peran-peran aktif itu. Seperti kalau untuk laki-laki itu narasi tentang akan didapatkannya 72 bidadari di surga," tutur Ruby.  

Tak hanya itu, narasi tentang kebanggaan memiliki anak yang menjadi mujahidin menurut mereka juga masih kuat. "Misalnya ibu dari anak-anak singa, yang di-address untuk menyimpulkan kebanggaan, sehingga bangga melahirkan anak terus mau jihad (tindak terorisme). Itu capaian yang luar biasa bagi seorang ibu dalam konteks mereka," tuturnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement