Jumat 08 Nov 2019 22:56 WIB

Dzikir Nasional Republika, Kiai Cholil: Ingatkan Kematian

Zikir merupakan momentum untuk mengingat kematian.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI - KH Cholil Nafis
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI - KH Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Republika akan mengelar Dzikir Nasional ke-17 yang rutin diselenggarakan setiap malam pergantian tahun di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII). 

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis, mengapresiasi acara yang konsisten dilaksanakan Republika secara rutin ini. 

Baca Juga

Kiai Cholil akan menjadi salah satu ulama yang memberikan tausiyah di acara dzikir nasional pada 31 Desember 2019. Menurutnya, zikir nasional di malam pergantian tahun adalah momen untuk muhasabah dan mengingat kematian yang semakin mendekat. 

Ia mengatakan, zikir nasional mengingatkan umat terhadap pergantian waktu. Supaya umat ingat untuk merenung dan muhasabah. "Sebab mukmin yang baik akan lebih baik di waktu yang akan datang daripada di waktu yang sekarang," kata Kiai Cholil kepada Republika di Gedung MUI Pusat, Jumat (8/11).

Menurutnya, muhasabah di masjid atau rumah Allah adalah satu-satunya jalan untuk mencetak generasi Indonesia yang unggul. Tepat dengan tema zikir nasional ke-17 yakni 'Membangun Generasi Indonesia yang Unggul'. Sebab keunggulan umat di berbagai bidang ilmu pengetahuan tetap harus dilandasi ilmu agama.

Ia menerangkan bahwa semua ilmu ketika tidak dilandasi ilmu agama pasti buruk. Oleh karena itu Imam al-Ghazali menyebutnya ilmu agama hukumnya wajib, sementara ilmu lainnya adalah fardhu kifayah. 

Ia mencontohkan bila ada orang menguasai ilmu pengetahuan tapi tidak dilandasi ilmu agama. Misalnya ada orang menguasai ilmu teknologi informasi dan ekonomi, tapi tidak punya iman, moral dan ilmu agama yang baik. Maka ilmunya bisa dipakai untuk menipu orang lain. 

Kiai Cholil juga mengingatkan hal yang tidak kalah penting. Dzikir nasional momentum muhasabah sekaligus momen untuk mengingat kematian yang kian mendekat. "Kita perlu mengingatkan umat, Anda (jamaah) sudah bertambah umur dan tidak bisa menghindari ajal," ujarnya. 

Ia menerangkan bahwa mengingatkan umat untuk mengingat kematian adalah upaya mencerdaskan umat. Karena Rasulullah SAW mengatakan, orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang-orang yang cerdas. 

Bila umat mengingat kematian, maka umat akan memikirkan hal baik apa yang bisa mereka persembahkan sebelum menghadapi kematian. Sehingga umat akan berupaya untuk berkarya dan melakukan kebaikan-kebaikan lainnya dalam setiap tindakannya. 

"(Dzikir nasional) muhasabah yang dilakukan Republika adalah selain memberikan informasi yang baik, tapi juga memberi alarm (pengingat) kepada mereka untuk ingat kematian," jelasnya.  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement