Pada 2017 akhirnya dia menjadi sarjana, Asha sempat berpikir untuk mencari pekerjaan di Jepang. Namun, sebagai Muslim, agak sulit hidup sebagai minoritas, sehingga dia memilih untuk pulang ke Indonesia. Setibanya di Indonesia, dia masih bimbang untuk memberitahukan keislamannya, Asha memutuskan untuk menunda untuk menjelaskan hal tersebut. Selama satu tahun, dia bersembunyi dari keluarganya.
"Saat aku pulang, aku mencari cara untuk memberitahu orang tua. Tapi nggak langsung bilang dan terpaksa membuka jilbab," ujar dia.
Meski membuka jilbab, dia tetap berpakaian tertutup, hanya saja masih ada beberapa anggota badan yang terlihat. Dia tidak memakai kerudung jika pergi bersama keluarga, tetapi jika pergi sendiri, dia akan memakainya diam-diam. "Aku biasanya menyetir mobil sampai ke tengah kompleks rumah, baru pakai kerudung. Sampai di rumah, biasanya kerudung aku titip ke asisten rumah tangga, dia juga yang mencuci. Begitu juga soal makanan, dia akan memasak makanan yang halal buatku atau akan memberi tahu jika ada makanan yang tidak halal," jelas dia.
Dalam menutupi keislamannya, orang tua tidak pernah menaruh curiga. Orang tuanya berpikir bahwa kebiasaannya kini karena gaya hidup yang dilakukannya ketika di Jepang.
Asha kini memang bersikap lebih santun kepada orang yang lebih tua. Pakaian yang dikenakan pun lebih tertutup, begitu ju ga dengan make up yang dipoles, tidak terlalu tebal. Asha mengatakan, sebelum menjadi Muslim, sopan santun kepada orang tua kurang diperhatikan. Nada-nada tinggi hal yang lumrah ketika berbicara dengan kedua orang tuanya.
Selama di Jakarta, Asha memang selalu mencuri kesempatan mengaji. Hanya ketika orang tuanya pulang ke Belitung atau tidak di rumah, dia bebas untuk beribadah, memakai jilbab, dan mengaji. Asha pun berkenalan dengan Hanny Kristianto, pendiri mualaf center Indonesia. Dia mengarahkan dan memediasi Asha dengan keluarganya.
Selama enam bulan sejak di Indonesia, Asha tak sering mengikuti kegiatan. Dia berusaha mencari pekerjaan, tetapi dunia fashion banyak menolak kehadirannya karena memakai jilbab.
“Akhirnya, aku dikenalkan dengan Hijab Alila, tetapi syaratnya harus berjilbab setiap hari, sedangkan aku masih buka tutup jilbab. Meski tidak bekerja di sana, aku ikut mengaji, halaqah bareng, dan kadang juga mendengarkan ceramah Ustaz Felix Siaw," jelasnya.