Jumat 01 Nov 2019 13:00 WIB

Panggilan Azan Masjid Aladza yang Dirindukan Muslim Bosnia

Masjid Aladza dibangun tahun 1550 di masa Ottoman.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Agung Sasongko
Masjid Aladza di Bosnia
Foto: EPA/FEHIM DEMIR
Masjid Aladza di Bosnia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Aladza yang berada di pinggiran sungai Cehotina di Bosnia timur boleh jadi telah rampung dibangun kembali. Selesainya resotarasi tempat beribadah yang berada di kota Foca itu juga disambut meriah oleh warga sekitar. 

Masjid itu dibangun dibangun pada 1550 ketika Bosnia masih berada dalam provinsi Kekaisaran Ottoman dan dihancurkan pada 1992 saat tentara Serbia menyerbu Bosnia. Peristiwa itu kemudian dikenal dengan pembunuhan massal Srebrenica yang menewaskan 100 ribu muslim.

Baca Juga

Setelah empat tahun bekerja dengan susah payah, Aladza berdiri sekali lagi. Masjid itu kembali dipulihkan lengkap dengan lukisan dan ubin terkenal yang menutupi interiornya. 

Restorasi masjid bersejarah itu dilakukan oleh bantuan seniman Turki menggunakan pigmen tradisional. Lahan masjid berdiri di tempat semula di kota yang dulu dihuni mayoritas muslim sebelum perang 1992 silam.

 

"Kami beruntung bahwa Aladža dipelajari dengan sangat baik," kata arsitek Amir Pasic seperti diwartakan Lareviewofbook, Jumat (1/11).

Dia mengatakan, lukisan yang terdapat didinding sangat kaya dan dieksekusi dengan sangat baik. Hal itu, dia mengatakan, menarik banyak minat orang yang pada akhirnya mengabadikan melalui gambar dan foto sehingga lebih mudah untuk mengembalikannya.

Kendati, masjid tersebut masih sepi dari jamaah meski telah berdiri kembali. Selain karena warga setempat didominasi umat kristiani, sentimen akibat pecahnya perang di kota tersebut masih bertahan.

Warga memiliki sentimen akan jamaah yang memenuhi masjid. Mereka tidak menyukai orang-orang yang hadir dan menyebutnya sebagai penyelundup yang diduga melakukan "Islamisasi" melalui imigrasi massal. 

Lebih dari 20 tahun setelah perang, Bosnia dari semua latar belakang etnis dan agama tidak hanya segan untuk kembali ke rumah leluhur mereka. Warga, dulu meninggalkan negara miskin ini secara massal akibat invasi tersebut.

Restorasi masjid tidak serta merta mengarah pada perkembangan komunitas muslim di kota tersebut. Mereka yang tinggal lebih cenderung berkabung di pemakaman daripada merayakan kelahiran. 

Kendati, Kepala Foca Union of Displaced People Izet Karovic mengungkapkan bahwa rekonstruksi Masjid Aladza sangat berarti bagi komunitas muslim di kota tersebut. Dia mengungkapka, warga yang telah hidup di tanah ini selama berabad-abad serta semua muslim Bosnia sangat ingin mendengar panggilan adzan Aladza kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement