Sabtu 12 Oct 2019 05:05 WIB

Faedah Zikir

Zikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Zikir dan munajat kepada Allah (ilustrasi).
Foto: alifmusic.net
Zikir dan munajat kepada Allah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Zikir merupakan salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan oleh syara'. Zikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Zikir juga men jadi salah satu jalan dan upaya dari seorang hamba kepada pencipta- Nya.

Ustaz Subhan Bawazier menyebut zikir yang dilakukan seseorang berkaitan dengan apa yang ia inginkan. Berzikir bisa dila kukan dengan menyebut nama Allah Yang Maha Sempurna. Di antara sekian banyak keuntungan dari berzikir, Ustaz Subhan menyebutkan beberapa faedah yang didapat dari mengingat Allah SWT. Faedah pertama yakni mem buat hati tenang dan meng hilangkan duka dari dalam hati.

Dalam QS ar-Ra'd ayat 28 Allah berfirman, "(yaitu) orangorang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."

"Orang yang beriman dan mengingat Allah, hatinya akan tenteram, tenang. Zikir memang bisa dilakukan siapa saja dan kapan saja, tapi kadar keimanan yang menentukan bagaimana rasa zikir," ujar Ustaz Subhan di Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta, Selasa (8/10).

Menjelang akhir dunia atau kiamat, banyak orang berbondong- bondong ingin belajar agama. Orang mulai sadar bahwa dalam hidup ini membutuhkan agama dan dunia hanya sebentar. Oleh karena itu, zikir bisa men jadi cara mendekat kepada Allah SWT.

Dalam QS al-Baqarah ayat 152 Allah berfirman, "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku nisca ya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."

Ustaz Subhan mengingatkan jamaah yang hadir untuk selalu mengingat Sang Pencipta. Jangan menunggu Allah SWT yang meng ingat kita, umat-Nya. Ma nu sia diciptakan untuk menyembah dan mendekat kepada Allah. Jika menunggu Allah SWT yang ingat kepada umat-Nya, yang datang adalah malaikat pencabut nyawa.

Faedah lainnya dari zikir adalah mendatangkan ridha dari Allah SWT. Ridha merupakan susunan kelima dari tazkiyatun nafs atau lima dasar penyucian jiwa dalam rangka beribadah. Da sar yang pertama dalam men dekatkan diri kepada Allah SWT adalah mengikat diri dengan Sang Pencipta. Setelah mengikat diri dan dekat, selanjutnya meru tinkan ibadah dalam rangka mem perkuat ikatan yang sudah ada. Setelahnya tunduk patuh pada syariat serta bersungguhsungguh dalam beribadah. Baru pada langkah kelima merasa ri dha dan ikhlas atas apa pun yang dilakukan.

"Ridha bisa muncul karena empat langkah sebelumnya sudah dilakukan. Zikir juga mendatangka ridha jika bersungguh-sung guh, bukan sekadar diucapkan," ujar Ustaz Subhan.

Ia pun mengingatkan, ridha dari Allah SWT sama dengan ri dha dari orang tua. Mendapa t kan ridha atau restu dari orang tua juga tidak gampang, butuh perjuangan dan proses. Hal ini sama dengan mengharap ridha dari Allah SWT.

Kegiatan zikir yang dilakukan terus-menerus dan bersungguhsung guh, selanjutnya akan mem buat hati bahagia dan lapang. Hati merasa lega, senang, dan lepas dari duka dan berserah atau merasa bahagia dengan segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Ketika seorang hamba telah mengingat Allah SWT, sering ber istighfar, berserah diri sambil ber usaha semampunya, hatinya akan lapang. Ia tidak lagi dibayangbayangi ketakutan atau harapanharapan yang berlebihan yang dapat menghancurkan hatinya.

Zikir juga dapat menguatkan hati dan badan. Hati dan badan menjadi lebih sehat dengan berzi kir. Hal ini dicontohkan secara nyata oleh Nabi Muhammad SAW, di mana Beliau tidak per nah berhenti dalam beribadah, berzikir, dan bersyukur akan nik mat yang diberikan Allah SWT.

"Nabi merasa bersyukur de ngan nikmat yang Ia berikan, ma ka Nabi beribadah, berzikir. De ngan berzikir, maka nikmat yang Ia dapatkan juga ditambah oleh Allah SWT, dan sahabat-sahabat Nabi pun paham dan mengikuti hal tersebut," ucap Ustaz Sub han.

Faedah lain dari zikir adalah membuat hati dan wajah bercahaya. Dalam QS al-An'aam ayat 122 disebutkan, "Dan apakah orang yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepada-Nya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-te ngah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar da ri nya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan."

Terakhir, zikir dapat menumbuhkan rasa cinta kepada Sang Pencipta. Cinta kepada Allah men jadi fondasi akan segala hal yang dilakukan oleh seorang hamba. Rasa cinta ini akan sema kin diyakini sebagai poros atau inti agama. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement