Rabu 06 Nov 2019 10:16 WIB

5 Peserta English for Ulama Tiba di Inggris untuk Berdakwah

5 Peserta English for Ulama akan dakwahkan Islam moderat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nashih Nashrullah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi Duta Besar Inggris untuk RI Moazam Malik  diwawancara wartawan usai penutupan English For Ulama Siap Mewartakan Islam yang Damai ke Pentas Dunia, di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (11/4).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi Duta Besar Inggris untuk RI Moazam Malik diwawancara wartawan usai penutupan English For Ulama Siap Mewartakan Islam yang Damai ke Pentas Dunia, di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Lima ulama asal Jawa Barat yang tergabung dalam Program English for Ulama, sudah menjejakkan kaki di Inggris. Mereka adalah Wifni Yusifa, Ridwan Subagya, Ihya Ulumudin, Safitra, dan Hasan Al-Banna 

Pada Senin (4/11) waktu setempat, mereka resmi memulai tugasnya. Yakni, berdakwah dan menceritakan keindahan islam Indonesia di lima kota Eropa (London, Bristol, Glasgow, Manchester, dan Birmingham) sampai 14 November mendatang. 

Baca Juga

Duta Besar Indonesia untuk Inggris, Rizal Sukma, menyambut kedatangan mereka. Menurutnya, selain menjalankan tugasnya, mereka juga akan mendapatkan banyak pelajaran dari keberagaman budaya Benua Eropa.  

Sedangkan, Minister of State for the Foreign Office (Africa) and for International Development, the Rt Hon Andrew Stephenson MP, menerima kedatangan mereka dengan baik. Andrew berharap, kelima ulama asal Jabar itu dapat belajar banyak terkait budaya di Eropa.   

 

“Inggris memiliki budaya yang kuat dan beragam, di Pendle (salah satu wilayah di Inggris) pengelola masjid mempunyai pekerjaan yang luar biasa dalam mendukung komunitas lokal. Semoga delegasi (lima ulama Jabar) dapat belajar banyak (di sini),” papar Andrew.  

Sebelumnya, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, menjelaskan kelima ulama tersebut nantinya akan berdakwah dan berdiskusi di sejumlah kampus serta komunitas, baik Muslim maupun non-Muslim, di Eropa. 

Pria yang akrab disapa Emil ini pun berharap, mereka dapat mengubah persepsi negatif masyarakat Benua Biru terhadap Islam. Mereka akan menceritakan keramahan Islam Indonesia yang toleran, khususnya di Jabar. 

“Harapannya, persepsi yang ada setelah kunjungan dua pekan ini, akan membawa pengalaman dan pemahaman keislaman di Indonesia oleh Eropa menjadi baik," kata Emil. 

Menurutnya, seringkali media Barat mendapati berita tentang Islam yang kurang proporsional dan tidak mewakili keseluruhan. "Jadi, Islam yang moderat dan damai akan direpresentasikan lima ulama ini dan mereka di masa depan akan jadi duta perdamaian bagi dunia," katanya. 

Selain itu, kata dia, kelima ulama tersebut akan menceritakan tentang keberagaman budaya Indonesia, khususnya budaya Tanah Pasundan. "Jadi cara bicara, sopan santun, cara merespon harus mempresentasikan sopan santun kita," kata Emil.  

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement