Senin 21 Oct 2019 15:32 WIB

Geliat Menghafal Alquran Menggembirakan, Hanya Saja..

Gerakan menghafal Alquran di Indonesia sangat masif.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Askar Kauny Bobby Herwibowo melihat para siswa di Pesanten An Nur Buuts belajar di tenda atau sekolah darurat di Kota Palu Sulawesi Tengah Senin (12/11).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Ketua Askar Kauny Bobby Herwibowo melihat para siswa di Pesanten An Nur Buuts belajar di tenda atau sekolah darurat di Kota Palu Sulawesi Tengah Senin (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Selama dua dekade terakhir perkembangan gerakan tahfiz di Indonesia sudah bagus dan menghasilkan para penghafal Alquran yang hebat-hebat.   

Pendiri Yayasan Askar Kauny, Ustaz Bobby Herwibowo, mengungkapkan, sebagai bukti keberhasilan gerakan tahfiz di Indonesia banyak penghafal Alquran yang mendapat beasiswa ke Eropa dan Amerika. "Karena hasil dari gerakan tahfiz ini sangat bagus, maka saya berharap pemerintah menyiapkan tahfiz 30 juz sejak usia dini," kata dia kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin (21/10). 

Baca Juga

Ustaz penggerak gerakan tahfiz yang mendirikan banyak rumah dan pesantren tahfiz ini menjelaskan, di negara maju anak-anak sampai usia 13 tahun tidak boleh belajar membaca, menulis, dan berhitung. Mereka justru mengajari anak-anak dengan adab, karakter, dan nilai-nilai baik.  

Menurutnya, umat Islam memiliki Alquran yang mengandung nilai-nilai, adab, dan karakter paling baik. Maka anak-anak hingga usia 13 tahun bisa diajari menghafal Alquran sebelum diajari membaca, menulis dan menghitung.       

Mengenai formula untuk anak-anak Indonesia menghafal Alquran, menurut Ustaz Bobby, bisa didiskusikan antara pemerintah, ulama, penggerak gerakan tahfiz dan masyarakat. Supaya anak-anak tetap bahagia saat menghafal Alquran. 

"Kalau ditanya apakah memungkinkan anak-anak di bawah usia 10 tahun bisa hafal Alquran, sudah banyak anak-anak tahfiz usia di bawah 10 tahun, ulama-ulama yang hafal Alquran sejak dini menghasilkan zaman keemasan Islam," ujarnya. 

Ustaz pencipta metode menghafal Alquran semudah tersenyum ini berharap hafal Alquran sudah bisa diselesaikan sejak di sekolah dasar. Karena menghafal Alquran seharusnya menjadi kebutuhan bagi seorang Muslim.  

Sehingga saat di usia remaja saat duduk di bangku SMA, otak para penghafal Alquran ini akan genius dan cemerlang. Maka pelajaran apapun yang didapatnya di SMA dan bangku kuliah akan mudah diserap.    

Namun, masalah infrastruktur untuk para penghafal Alquran biasanya menjadi masalah terberat. Ustaz Bobby ingin pemerintah bekerjasama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) memberdayakan masjid yang jumlahnya hampir satu juta masjid di seluruh Indonesia. Sehingga masjid-masjid itu bisa dijadikan markas Alquran atau tempat menghafal Alquran. 

"Kalau satu juta masjid itu diberdayakan menjadi markas Alquran, Insya Allah masjid akan lebih makmur lagi," ujarnya. 

Ustaz Bobby juga prihatin sekarang banyak masjid yang bagus tapi masih banyak imam masjid yang belum sempurna membaca makhraj dan tajwid. Tapi kalau masjid dijadikan markas tempat menghafal Alquran, maka Insya Allah anak-anak kecil, remaja dan pemuda akan pantas menjadi imam. 

Ia menyarankan kepada pemerintah agar turut memberdayakan masjid yang ada untuk menjadi tempat menghafal Alquran. Supaya tidak perlu membuat infrastruktur baru. Yayasan Askar Kauny siap berkhidmat tanpa dibayar untuk membantu pemerintah menghidupkan gerakan tahfiz di masjid-masjid Indonesia. 

Ustaz Bobby juga mengapresiasi banyaknya dukungan beasiswa untuk para tahfiz. Bagi anak-anak tahfiz semua jurusan di kampus bisa mereka masuki karena dasarnya sudah bagus.

"Sekarang sudah bagus apresiasinya ada jalur khusus untuk tahfiz masuk perguruan tinggi negeri, untuk masuk TNI dan Polri anak-anak penghafal Alquran didahulukan," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement