Rabu 02 Oct 2019 14:00 WIB

Bahaya Orang Munafik dan Ancamannya di Neraka

Dalam sejarah orang munafik dianggap musuh dalam selimut.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah jamaah berjalan di area masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. Jumlah jamaah di dua kota suci (Haramain) pada bulan ramadhan meningkat .
Foto: Hamad I Mohammed/Reuters
Sejumlah jamaah berjalan di area masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. Jumlah jamaah di dua kota suci (Haramain) pada bulan ramadhan meningkat .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Keberadaan orang munafik dipandang dapat berbahaya, baik itu bagi agama, dan masyarakat. 

Pakar Alquran Indonesia yang juga mantan rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, Dr KH Ahsin Sakho Muhammad, mengatakan nifaq dipandang sangat berbahaya lantaran seperti musuh di dalam selimut. 

Baca Juga

Pasalnya, orang munafik seperti ini masuk dalam komunitas Muslim dan mengetahui seluk beluk tentang ajaran Islam. Bahkan, orang munafik tersebut menjadikan Islam sebagai bahan olok-olok.

Di dalam Alquran, Allah menyatakan bahwa orang munafik seperti ini akan ditempatkan di tingkat paling rendah di neraka. Sebagaimana dinyatakan dalam suraa at-Taubah ayat ke-67, "Sesungguhnya orang-orang munafik itu mereka adalah orang-orang yang fasik."

 

Kemudian dalam surah an-Nisaa ayat ke-145 dinyatakan, "Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka."

Dikatakannya, bahwa keberadaan orang munafik sangat berbahaya baik bagi pribadi, keluarga, agama, dan masyarakat. Bahkan, menurutnya, keberadaan orang munafik bisa menimbulkan perpecahan lantaran berita bohong atau hoaks yang disebarkannya.

"Dalam Alquran Allah memunculkan kelompok manusia yang munafik seperti bunglon," kata Kiai Ahsin, saat dihubungi Republika.co.id.

Akan tetapi, Ustaz Ahsin mengingatkan untuk tidak menuduh seseorang sebagai munafik. Walaupun orang tersebut kerap berbohong, namun tidak boleh mengumbar kemunafikan seseorang. Sebab, menurutnya, setiap orang memiliki martabat dalam diri mereka. "Sebaiknya tidak usah mengumbar kemunafikan seseorang. Jangan sampai martabat seseorang merasa dijatuhkan," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement