Jumat 18 Oct 2019 18:31 WIB

Hari Santri, ASN Lebak akan Bersarung dan Liwetan

Hari Santri 2019 momentum meningkatkan kiprah nyata santri.

Peringatan Hari Santri Nasional di Lapangan Panahan, Yogyakarta.
Foto: Silvy Dian Setiawan.
Peringatan Hari Santri Nasional di Lapangan Panahan, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK— Beragam cara unik dilakukan masyarakat menyambut Hari Santri Nasional yang bertepatan 22 Oktober tiap tahun. 

Salah satunya adalah pegawai aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Lebak, Banten, diwajibkan menggunakan sarung dan pakaian koko serta peci hitam untuk menyambut hari santri yang jatuh 22 Oktober.

Baca Juga

"Kewajiban penggunaan sarung itu berdasarkan surat imbauan Bupati Iti Octavia," kata Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial Sekretariat Pemerintah Kabupaten Lebak, Edi Sunaedi, di Lebak Kamis (17/8).

Edi mengatakan, penyambutan hari santri itu tentu untuk membudayakan nilai-nilai masyarakat Kabupaten Lebak yang relegius terhadap ajaran Islam. Selain itu juga Kabupaten Lebak sebagai daerah santri dengan banyaknya pendidikan pondok pesantren baik salafi maupun modern.

 

Dia menyebutkan populasi jumlah pondok pesantren hingga kini mencapai 1.750 unit tersebar di 345 desa dan kelurahan di 28 kecamatan. Karena itu, para ASN tentu diwajibkan pada hari santri menggunakan sarung, pakaian koko dan peci. "Kami sudah menyampaikan imbauan penggunaan sarung itu ke seluruh organisasi perangkat daerah (OPD)," katanya menjelaskan.

Menurut dia, pemerintah daerah juga menyambut hari santri akan menampilkan berbagai kegiatan untuk menarik wisatawan di antaranya membaca shalawat, perlombaan nasi liwet yang biasa kehidupan santri di pesantren dan ceramah.

Selain itu juga doa bersama dan menggelar festival kesenian kasidah serta pawai yang dihadiri ribuan santri. "Kami menyambut hari santri itu menjadikan momentum Lebak sebagai daerah santri dan pendidikan," katanya 

Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Latansa Mashiro Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Mochamad Husen, mengatakan pondok pesantren di Lebak kebanyakan pesantren tradisional yang mengajarkan tentang kebaikan (kemaslahatan), ibadah (ubudiyah) hingga cinta Tanah Air (kenegaraan).

Selama ini, menurut dia, ponpes tradisional di Tanah Air bagian terdepan untuk melawan kaum radikalisme, karena agama Islam penuh kedamaian dan kecintaan pada sesama manusia hingga alam dan lingkungan. "Saya kira dengan hari santri itu dapat membangkitkan semangat besar untuk menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan agama," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement