Ahad 20 Oct 2019 04:33 WIB

Soal Ta'wil Tuhan: Dari Kitab Targum hingga Shahih Bukhari

Kesinambungan Kitab Targum hingga Shahih BukhariTRADISI TA'WIL

Kitab Sahih Bukhari
Foto:
Kitab Sahih Bukhari

Tema mengenai tradisi ta'wil dalam budaya Semit ini akan saya kutipkan melalui pembahasan dan pembuktian teks lintas agama, khususnya Islam dan Yahudi, yang terdokumentasi sejak Abad ke-1 M. hingga Abad ke-10 M., terutama melalui kajian Targum Onqelos, Targum Yonathan ben Uziel, Targum Neofiti, Tafsir Saadia Gaon, Tafsir Ibnu Abbas hingga kitab Shahih Bukhari.

Menariknya, tradisi ta'wil terhadap nas wujud TUHAN ini bertahan selama 1000 tahun sejak penulisan Targum dalam bahasa Aramaic era pra-Islam hingga pembukuan kitab Shahih Bukhari dalam bahasa Arab. Dengan kata lain, tradisi ta'wil terhadap wujud TUHAN yang impersonal atau anti-tajsim itu ternyata dalam budaya Semit telah bertahan selama 1000 tahun sejak era pra-Islam hingga era Islam.

Kitab suci agama Yahudi merujuk pada kitab suci Torah, yang terdiri atas 5 kitab Musa yang disebut Chamisha Chumshe Torah. Dalam teks Sefer Bereshit 3:8 versi teks asli berbahasa Ibrani tertulis demikian:

וישמעו את קל יהוה אלהים מתהלך בגן לרוח הים ויתחבא האדם ואשתו מפני יהוה אלהים בתוך עץ הגן.

("Ketika mereka mendengar bunyi langkah kaki TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.")

Frase teks Ibrani בגן מתחלך (mitchallech be gan) sejajar dengan terjemahan Arabnya, yakni هو يمشي في الجنة (huwa yamshi fi al-jannah). Artinya, "TUHAN berjalan kaki di taman surga." Ungkapan teks Ibrani ini ternyata tidak dimaknai secara "tasjim" oleh para rabbi pada Abad ke-1 M. Namun, para rabbi era Tana'im tersebut menjelaskan dengan metode ta'wil sebagaimana yang termaktub dalam teks Targum Onqelos dan Targum Yonathan. Teks Targum Onqelos maupun Targum Yonathan berbahasa Aramaic menjelaskan makna ta'wil dari nas yang termaktub pada Sefer Bereshit 3:8 itu demikian.

ושמעו ית קל מימרא דיי אלהים מהלך בגינתא למהח יומא ואיטמר אדם ואתתה מי קדם יי אלהים בגו אילן גינתא.

"They heard the voice of the Memra (the word or wisdom) of the Lord moving about in the garden."

Onqelos tatkala menjelaskan ayat ini dengan cara menambahkan kata מימרא (Memra), artinya "Firman" untuk menghindari pemahaman tajsim (anthropomorphism) yang dinisbatkan pada penggambaran fisik TUHAN yang berjalan kaki di taman Eden. Lihat Israel Drazin dan Stanley M. Wagner. Onkelos on the Torah. Understanding the Bible Text. Bereshit. Genesis (Jerusalem: Gefen Publishing House, 2011), halaman 15-16.

Dalam kitab Talmud Babli, traktat Megillah 3a disebutkan bahwa Onqelos, penulis Targum Onqelos, adalah murid Rabbi Joshua dan Rabbi Eliezer. Onqelos atau dalam bahasa Yunani namanya disebut Aquilas ternyata hidup pada Abd ke-2 M., sedangkan Rabbi Joshua dan Rabbi Eliezer keduanya hidup pada Abad ke-1 M. Dengan demikian, Targum Onqelos merupakan bentuk kompilasi pengetahuan metode ta'wil yang ditransmisikan sesuai sanad dari generasi Tana'im sejak era awal Masehi.

Dengan demikian, para Rabbi era Abad ke-1 M. secara keilmuan menggunakan metode ta'wil dalam memahami wujud TUHAN sebagaimana yang termaktub dalam nas kitab suci Torah, dan mereka juga menentang pemahaman tajsim (antropomorfisme), sebab pemahaman tajsim merupakan penghujatan (Ibrani: Shituf) terhadap TUHAN.

Sefer Yesaya 48:13 dalam teks Ibrani tertulis demikian.

אף ידי יסדא ארץ

"Af yadiy yasdah eretz ....."
(Tangan-Ku juga meletakkan dasar bumi ....")

Berdasarkan ayat ini, TUHAN meletakkan dasar bumi dengan tangan-Nya, teks Ibraninya tertulis ידי - yadiy ("tangan-Ku").

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement