Kamis 17 Oct 2019 04:45 WIB

Rukuk Shalat: Banyak Berdoa dan Hindari Membaca Ayat Alquran

Rukuk menjadi instrumen penopang doa.

Ilustrasi Shalat Tarawih
Foto: dok. Republika
Ilustrasi Shalat Tarawih

REPUBLIKA.CO.ID, Tak hanya sujud, rukuk juga menjadi salah satu rukun shalat yang dipenuhi dengan pahala dan esensi penghambaan. Dalam konteks inilah, maka Nabi SAW melarang membaca Alquran ketika rukuk dan sujud. 

Nabi SAW bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya aku dilarang membaca Alquran pada saat sedang rukuk dan sujud. Adapun pada saat rukuk maka agungkanlah Rabb yang Mahaperkasa lagi Mahamulia. Sedangkan, dalam sujud, bersungguh-sungguhlah dalam doa sehingga doa kalian layak untuk dikabulkan."  

Baca Juga

Pendiri Quran and Sunnah Solution, Ustaz Adi Hidayat, sebagaimana dikutip dari Harian Republika, menjelaskan frekuensi membaca bacaan doa dalam rukuk sesungguhnya tidak dibatasi. Ketika rukuk, seorang bisa membaca sekali, dua kali, tiga kali atau selebihnya. 

Menurut dia, esensi bacaannya bukan berapa kali kuantitas. Namun, jumlah bilangan itu menunjukkan penghayatan kita kepada makna kalimat yang kita bacakan.

Dia menjelaskan, rukuk menjadi salah satu sarana ampuh untuk berdoa kepada Allah SWT. Menurut dia, di dalam rukuk, ada peluang besar terkabulnya doa seorang Muslim. Dia pun menyitir salah satu ayat dalam Alquran. "…Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari fadhilah Allah dan ridhwan-Nya… " (QS al-Fath: 29).

Fadhilah merupakan salah satu keutamaan khususnya dalam urusan dunia. Doa-doa untuk meraih keutamaan tersebut bisa di ha jatkan ketika rukuk. Doa diucapkan dalam hati dengan keyakinan tanpa keraguan. 

Tak hanya itu, doa ini pun bersifat paling utama. Artinya, nomor satu da lam urusan dunia. Namun, kita semestinya cerdas dalam memaknai keutamaan ini. Artinya, keutamaan tersebut harus melihat apa yang kita butuhkan dan be nar-benar cocok dengan diri kita. Bukan semata-mata keinginan.

Bagaimana dengan ridhwan? Ustaz Adi menjelaskan, ridhwan bermakna semua aktivitas yang sudah diridhai Allah. Ketika su dah mendapat ridha Allah, maka sudah bernilai ibadah. 

Menurut Ustaz Adi, jika Allah sudah ridha artinya sudah ada pahalanya. Dia mencontohkan, para sahabat Nabi SAW yang disebutkan Allah sebagai radhiyallahuanhum wa ra dhuanhu atau ridha Allah untuk mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya (QS al-Bayyinah: 8).

Semua aktivitas mereka dijaga sehingga selalu menjadi ibadah. Karena itu, Ustaz Adi menjelaskan, ridhwan bermakna sebagai keutamaan atau kemuliaan akhirat. Ketika fadhlan dan ridhwan disandingkan, dimohonkan dan insya Allah dikabulkan, maka akan lahir hamba yang utama baik dari sisi dunia dan akhirat.

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement