Kamis 17 Oct 2019 09:52 WIB

Invasi Turki ke Kurdistan: Waspadai ‘Sel Tidur' ISIS

Invasi Turki ke Kurdistan, Indonesia Perlu Waspada ‘Sel Tidur’ ISIS

Surat dari warga negara Indonesa yang berada di kamp Roj Suriah..
Foto:

Waspada

Kondisi seperti itu perlu mendapat perhatian lebih. Para tahanan terutama pejuang ISIS asal Indonesia di sana, yang memiliki kesetiaan kuat kepada ISIS tentu akan berjuang keras untuk kabur.

Aktivis kemanusiaan yang juga pakar kontraterorsime, Noor Huda Ismail, dari riset yang dilakukan termasuk film-film dokumenter yang dibuatnya, kesetiaan kuat terhadap ISIS salah satunya tersirat ketika kedatangan awal di sana dilakukan pembakaran paspor-paspor Indonesia.

Itu adalah sebuah komitmen kesetiaan mereka terhadap ISIS. Meski tidak semuanya dengan sadar dan senang hati membakarnya. Sebab, ada pula yang karena terpaksa, tak punya pilihan lain ketika dalam kondisi tertekan.

Ketika para WNI yang ada di sana sudah tak memiliki paspor, tentunya menyulitkan mereka ketika ingin kembali pulang. “Hampir pasti mereka akan bubar, terutama (pergi) ke negara-negara tetangga seperti di perbatasan Turki, Irak juga Iran,” kata Noor Huda.

Para pengungsi yang masih setia dengan ISIS itu juga kemungkinan akan menghubungi Jamaah Ansharut Daulah (JAD), jaringan pendukung ISIS terbesar di Indonesia, untuk upaya pulang.

“Jika mereka pulang sekarang, mereka akan memberi energi pada sel-sel ISIS yang masih ‘tidur’ (sel tidur) di Indonesia,” lanjutnya.

Di Indonesia sendiri, beberapa waktu terakhir, polisi telah melakukan penangkapan terhadap lebih dari 20 orang terduga teroris kelompok JAD. Beberapa di antaranya adalah calon pelaku bom bunuh diri, dengan sejumlah barang bukti seperti peledak.

Serangkaian penangkapan ini juga dilakukan menyusul penyerangan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, di Pandeglang Banten, pada pekan lalu tepatnya Kamis (10/10/2019).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement