Jumat 27 Sep 2019 17:16 WIB

Shalat Istisqa di Purbalingga: Saatnya Tobat Nashuha

Shalat istisqa upaya Pemkab Purbalingga bantu petani.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nashih Nashrullah
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kolam yang kekeringan di musim kemarau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA – Jajaran ASN dan masyarakat di seluruh wilayah Purbalingga, secara serentak melaksanakan shalat istisqa bersama. "Shalat memohon hujan ini, tidak hanya kami gelar di Alun-alun Kota Purbalingga saja. Tapi pada jam dan waktu yang sama, juga sudah saya perintahkan untuk dilaksanakan di seluruh wilayah kecamatan,'' jelas Bupati Dyah Hayuning Prratiwi, usai mengikuti shalat istisqa di Alun-alun Kota Purbalingga, Jumat (27/9).

Bupati menyatakan, berbagai langkah telah dilakukan Pemkab untuk membantu warga yang mengalami dampak kekeringan. Antara lain dengan memberi bantuan air bersih ke desa-desa yang warganya mengalami kesulitan air bersih.

Baca Juga

Namun dia menyebutkan, banyaknya desa dan panjangnya musim kemarau, menyebabkan Pemkab tak bisa mengatasi sepenuhnya kebutuhan pasokan air warga. 

''Untuk itu, kami sudah menerbitkan surat edaran kepada seluruh OPD/Badan/Dinas/Kantor, BUMD, BUMN dan instansi vertikal yang ada di Kabupaten Purbalingga, untuk bersama-sama membantu warga Purbalingga memberikan bantuan air bersih,'' jelasnya.

Dalam ceramah yang disampaikan KH Roghib Abdurrakhman seusai pelaksanaan  shalat istisqa, disebutkan musim kemarau kali ini tidak hanya menyebabkan musibah kekeringan, kebakaran, kabut asap. Lebih dari itu, juga masih adanya bencana lain seperti masih banyaknya umat yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Dia menyatakan, sebagai umat beragama, setiap warga negara mestinya bisa mawas diri dengan melakukan introspeksi. ''Salah satu penyebab turunnya berbagai bencana, bisa jadi karena perbuatan kita sendiri. Antara lain akibat banyaknya kemaksiatan seperti praktik seks bebas, pornografi, perjudian, penyalah gunaan obat-obatan terlarang dan berbagai bentuk kemaksiatan lainnya,'' katanya.

Untuk itu, dia menyatakan, salah satu solusi bagi beragam kerusakan yang terjadi adalah dengan melakukan taubatan nashuha. Yakni, taubat yang sebenar-benarnya dengan tidak mengulangi lagi perbuatan maksiat, serta memperbanyak istighfar memohon ampun kepada Allah.

Dia juga mengingatkan, untuk mengatasi masalah kemiskinan, sebenarnya akan dapat diselesaikan apabila kesadaran membayar zakat berbanding lurus dengan kewajiban shalat.  

''Membayar zakat harusnya berbanding lurus dengan kewajiban shalat, karena zakat termasuk pilar agama. Dengan zakat, dana yang terkumpul bisa digunakan untuk membantu umat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan,'' katanya. n eko widiyatno

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement