Senin 23 Sep 2019 17:17 WIB

Peradaban Islam Pernah Miliki Ketahanan Pangan yang Kuat

Peradaban Islam berhasil transformasi fundamental di sektor pertanian.

Rep: Mozaik Republika/ Red: Agung Sasongko
Pertanian organik. (ilustrasi)
Foto: FAO
Pertanian organik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sistem pertanian modern merupakan ‘jantung’ kehidupan per ekonomian masyarakat Muslim di zaman keemasan. Sejak awal abad ke-9 M, peradaban kota-kota besar Muslim yang tersebar di Timur Dekat, Afrika Utara, dan Spanyol telah ditopang dengan sistem pertanian yang sangat maju, irigasi yang luas, serta pengetahuan pertanian yang tinggi.

Itulah yang membuat dunia Islam di era kekhalifahan memiliki ketahanan pangan yang begitu kuat. Sejarah mencatat bahwa peradaban Muslim telah berhasil melakukan transformasi fundamental di sektor pertanian yang dikenal sebagai Revolusi Hijau Abad Pertengahan atau Revolusi Pertanian Muslim. Revolusi Hijau yang dirintis umat Islam telah memungkinkan transfer beragam tanaman berikut teknik menanamnya ke berbagai penjuru dunia Islam.

Pada era itu, dunia Islam menguasai beragam komoditas pertanian yang awal nya justru berasal dari peradaban lain. Beberapa komoditas pertanian dan perkebunan penting yang dikuasai umat Islam antara lain gula tebu dan gandum. Sejatinya, gula tebu berasal dari peradaban masyarakat India, sedangkan gandum berasal dari Benua Hitam Afrika.

Dengan globalisasi pertanian yang dirajut peradaban Islam, tanaman yang sangat penting itu dikembangkan masyarakat Muslim. Berkembang pesatnya sektor pertanian yang dibarengi perdagangan serta teknologi telah mendorong munculnya industri pangan. Pada era kekhalifahan, industri pangan, seperti gula dan tepung, telah berkembang pesat di dunia Islam.

Salah satu industri yang berkembang pesat di dunia Islam adalah industri gula. Sejatinya, tanaman gula tebu memang berasal dari anak benua India. Ko - non, masyarakat India telah menemukan cara untuk mengkristalkan gula ketika Dinasti Gupta berkuasa sekitar tahun 350 M.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement