Rabu 18 Sep 2019 09:19 WIB

Di Masa Abbasiyah, Menjadi Dokter Spesialis Mata tidak Mudah

Sebelum berpraktik, para dokter itu harus mengantongi surat izin.

Rep: Mozaik Republika/ Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menjadi dokter spesialis mata pada era kekhalifahan tidaklah mudah. Sebelum berpraktik, para dokter itu harus mengantongi surat izin dari otoritas resmi.

Surat izin praktik dikeluarkan oleh dokter kepala kekhalifahan (hakim-bashi). Untuk memperoleh surat izin praktik, para dokter mata akan menjalani tes yang sangat ketat. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya malapraktik.

Baca Juga

Aktivitas para dokter spesialis mata dalam menjalankan tugasnya juga mendapat pengawasan ketat dari istana kekhalifahan. Dokter kepala kekhalifahan memiliki muhtasib atau inspektur jenderal yang bertugas untuk memantau praktik kedokteran yang dijalankan semua dokter bersertifikat.

Sebelum tahun 931 M, belum banyak dokter spesialis mata yang mengantongi sertifikat profesi. Namun, ketika Khalifah Al-Muqtadir mendapat informasi ada kasus kematian akibat malapraktik, penguasa Dinasti Abbasiyah itu pun lalu memerintahkan Inspektur Jenderal, Ibrahim Muhammad ibnu Abi Batiha, untuk melakukan pemeriksaan terhadap dokter-dokter yang berpraktik.

 

Para dokter yang tak mengantongi izin atau sertifikat dari Sinan ibnu Thabit Qurra, yang berpraktik atas nama pribadi langsung dilarang. Sebagai dokter kepala istana kekhalifah an, Sinan bertugas untuk menyeleksi pemberian izin. Berdasarkan hasil tes serta pengkajian yang cermat, Sinan akan membuat rekomendasi cabang kedokteran atau spesialisasi yang boleh dijalankan seorang dokter.

Para ahli opthalmologi di era keemasan mampu melewati serangkaian tes yang sangat ketat. Dokter penguji pun mengaku sangat puas dengan keahlian yang dikuasai para dokter spesialis mata pada masa itu. Secara umum, para dokter mata telah menguasai dasardasar penyakit mata yang begitu rumit. Mereka juga sudah mulai menggunakan salep untuk mengobati sakit mata.

Selain itu, para dokter mata pun disumpah untuk tak sembarangan mengope rasi mata pasiennya. Beberapa metode operasi tak dizinkan dilakukan para dokter dalam menangani pasien penderita penyakit mata. Begitulah ilmu pengobatan mata berkembang di reka keemasan peradaban Islam. Dunia opthalmologi Barat pun banyak berguru dan belajar dari para dokter Muslim itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement