Kamis 29 Aug 2019 10:30 WIB

Hadis Rasulullah SAW dan Berkembangnya Kedokteran Gigi

Setelah Rasulullah SAW wafat, para dokter Muslim terdorong kembangkan kedokteran gigi

Rep: Islam Digest Republika/ Red: Agung Sasongko
Siwak
Foto: 1000gooddeeds
Siwak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajaran Islam memerintahkan agar umatnya senantiasa menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dalam salah satu haditsnya, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: ''Seandainya tidak akan merepotkan umatku, maka aku akan perintahkan kepada mereka untuk membersihkan gigi pada setiap akan shalat.''(HR Bukhari dan Muslim).

Islam memahami bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut akan sangat menentukan kualitas hidup manusia. Tak heran jika seabad setelah Rasulullah SAW wafat, para dokter Muslim di era keemasan terdorong untuk turut mengembangkan ilmu kedokteran gigi (dentistry). Sejatinya, pengobatan gigi telah diterapkan manusia dari peradaban Lembah Indus bertarikh 7.000 hingga 5.500 SM.

Namun, ilmu kedokteran gigi justru berkembang pesat pada era kejayaan peradaban Islam. Henry W Noble (2002) dalam Tooth transplantation: a controversial story, History of Dentistry Research Group, Scottish Society for the History of Medicine mengakui bahwa para dokter Muslim di zaman kekhalifahan merupakan perintis dalam pengembangan ilmu kedokteran gigi.

Peradaban Barat saja baru mengembangkan ilmu kedokteran gigi secara khusus pada abad ke-17 M. Buku pertama tentang ilmu kedokteran gigi di Barat baru hadir tahun 1530 M bertajuk "Artzney Buchlein". Buku teks kedokteran gigi dalam bahasa Inggris baru muncul tahun 1685 karya Charles Allen berjudul Operator for the Teeth.

Bahkan, masyarakat Amerika baru mengenal adanya dokter gigi pada abad ke-18 M. John Baker merupakan dokter pertama yang praktik di benua itu. Baker merupakan dokter gigi yang berasal dari Inggris. Amerika baru memiliki dokter gigi sendiri pada tahun 1779 M bernama Isaac Greenwood.

Lucunya, peradaban Barat mengklaim Pierre Fauchard - berkebangsaan Prancis -- yang hidup di abad ke-17 sebagai "bapak ilmu kedokteran gigi modern". Padahal, menurut Noble, 700 tahun sebelum Fauchard hidup, seorang dokter Muslim bernama Abu al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas Al-Zahrawi alias Abulcasis (930 M - 1013 M) telah sukses mengembangkan bedah gigi dan perbaikan gigi.

Keberhasilannya yang telah memukau para dokter gigi modern itu tercantum dalam Kitab Al-Tasrif. Kitab itu tercatat sebagai teks pertama yang mengupas bedah gigi secara detail. "Dalam kitabnya itu, Abulcasis juga secara detail menggambarkan keberhasilannya dalam melakukan penanaman kembali gigi yang telah dicabut," papar Noble.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement