Muhammad Abduh Tuasikal, ST, MSc kelahiran Ambon, 24 Januari 1984 dari orang tua Usman Tuasikal, SE dan Zainab Talaohu, SH.
Kusah Ustadz Tuasikal ini menarik. Sebelumnya, ia tidak memiliki latar belakang pendidikan agama secara formal. Ilmu agama diperolehnya dari belajar pada banyak ulama, saat berkuliah di Yogya dan di Riyadh, Saudi.
Pendidikan pendidikan SD sampai SMA diselesaikan di kota Jayapura, Papua. Ustad migran ke Yogyakarta saat kuliah di Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (2002-2007). Saat itulah ia baru merasakan indahnya ajaran Islam dan nikmatnya menuntut ilmu diin. Awalnya dimulai dari mempelajari bahasa Arab, khususnya ilmu nahwu.
Suasana Tabligh Akbar yang dipimpin Ustaz Muh Abdul Tuasikal.
Saat kuliah di Kampus Biru tersebut, beliau belajar di pesantren mahasiswa yang menimba ilmu di sore hari selepas jam kuliah yaitu di Ma’had Al ‘Imi (Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari) sejak tahun 2004-2006 dengan pengajar dari Ponpes Jamillurrahman dan Islamic Center Bin Baz. Selain belajar di Ma’had tersebut, ia juga belajar secara pada Ustadz Abu Isa. Yang lebih lama pada Ustadz Aris Munandar, MPi kurang lebih 6 tahun dengan mempelajari ilmu ushul dan kitab karangan Ibnu Taimiyah serta Ibnul Qayyim.
Di tahun 2010, Ustadz bertolak menuju Kerajaan Saudi Arabia tepatnya di kota Riyadh untuk melanjutkan pendidikan S2 Teknik Kimia di Jami’ah Malik Su’ud (King Saud University). Konsentrasi studinya adalah Polymer Engineering. Pendidikan S2 tersebut selesai pada Januari 2013 dan ia pun kembali ke tanah air pada awal Maret 2013.
Saat kuliah di Riyadh ia belajar dari banyak ulama, terutama empat ulama yang sangat berpengaruh pada perkembangan ilmu Islam yaitu Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan (anggota Al Lajnah Ad Daimah dan ulama senior di Saudi Arabia), Syaikh Dr. Sa’ad bin Nashir Asy Syatsriy (anggota Hai’ah Kibaril ‘Ulama di masa silam dan pengajar di Jami’ah Malik Su’ud), Syaikh Shalih bin ‘Abdillah Al ‘Ushoimi (ulama yang terkenal memiliki banyak sanad dan banyak guru), dan Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir Al Barrok (anggota Haiah Tadris Jami’atul
Imam Muhammad bin Su’ud terdahulu).
Ulama lainnya yang pernah digali ilmu dari mereka: Syaikh ‘Ubaid bin ‘Abdillah Al Jabiri, Syaikh Dr. ‘Abdus Salam bin Muhammad Asy Syuwai’ir, Syaikh Dr. Hamd bin ‘Abdul Muhsin At Tuwaijiriy, Syaikh Dr. Sa’ad bin Turkiy Al Khotslan, Syaikh Dr. ‘Abdullah bin ‘Abdul ‘Aziz Al ‘Anqori, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah Alu Syaikh (Mufti Saudi Arabia), Syaikh Shalih bin ‘Abdullah bin Humaid (penasehat kerajaan dan anggota Haiah Kibaril Ulama’), Syaikh Shalih bin Muhammad Al Luhaidan (anggota Haiah Kibaril Ulama’), Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah Ar Rojihi (Professor di Jami’atul Imam Muhammad bin Su’ud), Syaikh Dr. ‘Abdullah bin Nashir As Sulmiy, Syaikh Kholid As Sabt, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz As Sadhan, Syaikh ‘Abdul Karim Khudair, Syaikh ‘Abdurrahman Al ‘Ajlan (pengisi di Masjidil Haram Mekkah), dan ulama muda Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Ath Thorifi.
Ia juga pernah memperoleh sanad 20 kitab (mayoritas adalah kitabkitab karya Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab) yang bersambung langsung sampai penulis kitab melalui gurunya Syaikh Shalih bin ‘Abdillah Al ‘Ushoimi. Sanad tersebut diperoleh dari Dauroh Barnamij Muhimmatul ‘Ilmi selama 8 hari di Masjid Nabawi Madinah Nabawiyah, 5-12 Rabi’ul Awwal 1434 H.
Aktivitas sehari-hari menulis web dan buku Islami. Aktivitas tersebut dimuali semenjak selesai dari bangku kuliah S1 di UGM, tepatnya setelah memiliki istri. Karena kegemaran menulis tersebut, Ustadz Tuasikal pun ditunjuk menjadi Pimpinan Redaksi Muslim.Or.Id sambil mengurusi website pribadi Rumaysho.Com. Karya-karyanya berupa artikel Islam selain dapat dilihat di dua website tersebut, juga dapat ditelusuri di website PengusahaMuslim.Com, RemajaIslam.Com dan KonsultasiSyariah.Com. Ada juga beberapa kajian di Yogya dan Wonosari (Gunungkidul) yang diisi rutin. Ia secara teratur mengisi kajian pula di luar kota. Rekaman kajiannya dapat diperoleh berupa audio di Kajian.Net dan berupa visual di Yufid.TV.
Tugas pentingnya saat ini adalah menjadi Pimpinan Pesantren Darush Shalihin. Selain itu, dia menjadi pembina Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI). Serta bisnis lewat toko online Ruwaifi.Com yang diurus bersama dengan murid-murid pesantren.
Jamaah datang dan bersiap mengikuti Tabligh Akbar Ustaz Muh Abdul Tausikal.
Di Gunung Kidul, Ustadz Tuasikal tinggal bersama -istri Rini Rahmawati dan empat anak, yaitu Rumaysho Tuasikal (puteri), Ruwaifi’ Tuasikal (putera), dan Ruqoyyah Tuasikal (puteri), dan Rofiq ( putera) di Dusun Warak, Desa Girisekar, Panggang, Gunungkidul, D. I. Yogyakarta. Rumahnya menempel menjadi baguan area bangunan pesantren.
Ustad bercerita, pada awalnya dia lah yang rajin blusukan mengunjungi warga di rumah-rumahnya. “ Sampai sekarang pun masih saya sering saya blusukan. Saya suka ngobrol dengan warga, mendengar dan menyimak curahan hati mereka,” jelas Tuasikal.
Tak heran jika Ustadz Tuasikal pun dianggap sebagai keluarga dan menjadi kebanggaan warga di dusun Panggang.