Jumat 13 Sep 2019 09:00 WIB

Ramuan Parfum yang Dikembangan Ahli Kimia Muslim

Dunia Islam mendominasi pengembangan parfum.

Parfum
Foto: pixabay
Parfum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia Islam berkontribusi besar dalam memperkenalkan proses ekstrasi wewangian melalui teknologi distilasi uap yang telah dikembangkan para ilmuwan Islam sejak abad ke-8 M. Industri parfum modern di dunia Barat pun banyak mengadopsi bahan ramuan parfum yang telah dikembangkan para ahli kimia Muslim.

Dominasi dunia Islam dalam mengembangkan parfum di era keemasan ditopang dengan budaya masyarakatnya sebagai pedagangan. Bangsa Arab dan Persia yang banyak menjadi saudagar kerap berkeliling dan menjelajahi dunia. Tak heran, bila mereka mengenal dan menemukan beragam jenis tanaman serta bahan-bahan mewangian di sentero dunia.

Baca Juga

Mereka lalu membawa pula tanaman yang mereka temukan dan mengembang kannya di luar daerah aslinya. Dua tanam an yang dikembangkan umat Islam di era kejayaan untuk dijadikan bahan parfum adalah melati yang berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara serta jeruk yang berasal dari Asia Timur. Hingga kini, keduanya masih menjadi bahan yang sangat penting dalam industri parfum modern.

Dalam kebudayaan Islam, penggunaan parfum telah dimulai ketika zaman Rasulullah SAW, yakni pada adab ke-6 M. Industri parfum tumbuh pesat di dunia Islam, karena Rasulullah SAW menganjurkan seorang Muslim untuk menggunakan wewangian ketika akan shalat Jumat.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: ‘’Mandi, memotong kuku, men cabut bulu-bulu tak perlu, memakai siwak, mengusapkan wewangian (parfum) sebisanya pada hari Jumat dianjurkan pada setiap laki-laki yang telah baligh.’‘ (Muttafaq ‘alaih).

Hadits itu mendorong para ilmuwan Islam untuk mengeksplorasi dan mengembangkan dan memproduksi parfum dalam jumlah yang besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement