Jumat 13 Sep 2019 08:00 WIB

Peradaban Islam di Spanyol Sudah Mengenal Produk Kosmetika

Peradaban Islam di era keemasan juga telah menemukan semacam deterjen.

Rep: Mozaik Republika/ Red: Agung Sasongko
Indahnya kota Cordoba dari tepi sungai Al-Wadi al-Kabir, yang dilafalkan orang Spanyol sebagai Guadalquivir.
Foto: Lonelyplanet.com
Indahnya kota Cordoba dari tepi sungai Al-Wadi al-Kabir, yang dilafalkan orang Spanyol sebagai Guadalquivir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada abad ke-12 M, peradaban Islam di Spanyol juga sudah mengenal dan menggunakan produk kosmetika lainnya seperti krim tangan (hand cream, pencuci mulut (mouth washes), serta nasal spray.

Selain itu, peradaban Islam di era keemasan juga telah menemukan semacam deterjen yang ber nama lenor. Bahan yang mengandung wewangian itu digunakan untuk mencuci pakaian agar bersih dan harum.

Baca Juga

Saat Cordoba mencapai kemajuan yang begitu pesat, umat Islam memiliki tradisi untuk membawakan bunga bagi orang yang sakit. Tren itu dimulai ketika Cordoba memiliki 600 masjid, 300 pemandian umum, 50 rumah sakit dan 70 perpustakaan publik, hingga kini masih tetap berkembang di era modern ini.

Stanley Lane Poole pada 1887 dalam buku ‘The Moors in Spain’ mengakui kehebat an yang dicapai umat Islam di Spanyol. De gan nada menyindir, Lane Poole menyatakan kemilau yang diperoleh Kristen Spanyol setelah Islam diusir bagaikan bulan yang cahayanya hasil meminjam dari umat Islam.

Agama Islam mengajarkan umat nya untuk selalu hidup bersih dan sehat. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, ‘’Kesehatan merupa kan salah satu hak bagi tubuh manusia.’‘ Seruan yang meminta agar umat Islam me melihara kebersihan ram but dan badan ini rupaya telah mendorong para sarjana dan ilmuwan Muslim untuk menghasilkan beragam produk kosmetika.

Tahukah anda beragam jenis kosmetika seperti deodoran, lotion, pewarna rambut yang berkembang pesat saat ini merupakan hasil kar ya sarjana Muslim di era kekhalifahan? Pengembangan produk kosmetika di dunia Islam begitu gencar dilakukan seorang dokter dan ahli bedah Muslim di Andalusia, Al-Zahrawi (936 M - 1013 M) pada abad ke-10 M.

Dalam ensiklopedia kesehatan yang ber judul Al-Tasreef, Albucassis - begitu Barat menjuluki Al-Zahrawi, telah mengupas se cara khusus ten tang kosmetika. Bagi Al-Zahrawi, kosmetika merupakan bagian dari pengobatan. Kitab Al-Tasreef ini begitu besar pengaruhnya di Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement