Jumat 06 Sep 2019 05:30 WIB

Pola Makan dan Diet Sehat Ala Rasulullah SAW

Rasulullah SAW menekankan pentingnya makan makanan halal dan thayib.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Daging kambing
Foto: fleisher
Daging kambing

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Memiliki tubuh yang ideal dan juga sehat adalah impian setiap orang. Namun tubuh ideal tidak jarang diartikan dengan tubuh yang kurus. 

Tidak sedikit yang melakukan diet demi memiliki berat badan yang dianggap ideal dengan berbagai cara, bahkan dengan mengonsumsi obat tertentu. Memiliki tubuh yang terlampau kurus atau pun sebaliknya kelebihan berat badan dapat berdampak buruk pada kesehatan.  

Baca Juga

Ketua Lembaga Dakwah Khusus LDK PP Muhammadiyah, Muhammad Ziyad, mengatakan diet diperbolehkan, termasuk dengan mengonsumsi obat selama obat atau makanan tersebut tidak berbahaya. Namun, tubuh yang sehat dan ideal berkaitan dengan pola makan yang baik. 

Dia menjelaskan, dalam Islam, pola makan yang baik telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Pola makan yang diatur dalam Islam menyangkut bahan makanan itu sendiri.   

Bahan makanan yang dikonsumsi harus dipastikan halal dan thayyib (bisa dimaknai berkualitas dan bergizi). Makanan yang dikonsumsi tidak boleh dari unsur makan-makanan yang diharamkan karena hal itu bertentangan dengan hukum Islam.   

photo
Pedagang menata buah kurma dagangannya di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (14/5).

 

Selain itu, kata dia, hendaknya tidak mengonsumsi makanan secara berlebihan meskipun itu dari bahan makanan yang halal. Ini sejalan dengan firman Allah QS al-A’raf ayat ke-31: “Makan dan minumlah kamu dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” 

Selain itu, Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih berbahaya dibandingkan perutnya sendiri. Sebenarnya seorang manusia itu cukup dengan beberapa suap makanan yang bisa menegakkan tulang punggungnya. Namun jika tidak ada pilihan lain, maka hendaknya sepertiga perut itu untuk makanan, sepertiga yang lain untuk minuman dan sepertiga terakhir untuk nafas." (HR Ibnu Majah).   

Ziyad mengatakan makan haruslah diatur dan tidak boleh sekehendak diri saja. Sebab masalah kesehatan dan juga obesitas kerap bermula dari pola makan yang keliru. 

Misalnya, kata dia, belum merasa lapar tetapi sudah makan dan makanan yang dikonsumsi pun beraneka, sehingga tidak jarang menyebabkan masalah kesehatan.   

Menurut Ziyad, jika melihat pola kehidupan Nabi SAW, beliau termasuk jarang sakit. Pada zaman Nabi pernah datang rombongan orang ke kota Madinah. Mereka terheran melihat bentuk fisik Nabi SAW dan para sahabat yang tampak sehat. 

Lantas, mereka meminta resepnya apa. Kemudian, Rasulullah menjelaskan, "Kami ini adalah suatu kaum yang tidak akan makan sebelum datang rasa lapar. Dan kami ini bila makan tidak akan sampai merasa kekenyangan." 

Artinya, kata Ziyad, Rasulullah mencontohkan agar makan seperlunya sesuai kebutuhan perut dan berhenti dari makan sebelum merasa kenyang betul.  

"Inilah yang dimaksud pola makan yang tepat. Ternyata cara dan pola makan seperti ini sesuai standar nasehat dokter dan ahli gizi modern," kata Ustaz Ziyad, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, awal pekan ini.  

Selain pola makan yang baik, ungkap dia, Rasulullah juga mengajarkan puasa. Selain Ramadhan, adapula tuntunan puasa sunnah, seperti puasa Senin dan Kamis. 

Menurutnya, puasa mengajarkan tentang disiplin waktu makan. Bahkan, puasa juga berdampak manfaatnya bagi pencernaan dalam tubuh.   

Rasulullah dan penerusnya menerapkan pola makan yang sehat dalam kehidupan sehari harinya. Bahkan dalam sebuah hadist disebutkan, "Orang yang berkecukupan makan dan bisa tidur nyenyak sementara tetangganya dalam kelaparan, maka orang semacam itu dianggap tidak sempurna imannya."

photo
Sayuran Buah Hijau yang Kaya Gizi

Dengan demikian, Ustaz Ziyad mengatakan pola makan dan ketersediaan makanan itu terkait dengan semangat berbagi bagi sesama. 

Menurutnya, orang yang dapat melakukan hal demikian akan mendapatkan keluasan batin. Sementara kepuasan batin itu mendamaikan hati yang kemudian berdampak pada energi positif bagi fisiknya.  

Dia menambahkan, dimensi menjaga kesehatan dan hidup sehat juga harus melampaui perilaku semacam itu. Demikian halnya dengan makanan yang sehat juga terkait dengan cara penyembelihannya (daging dari hewan), memasaknya, menyajikannya dan bahkan cara mendapat rezekinya untuk membeli kebutuhan makanan yang dikonsumsi. 

Hal itu karena Rasulullah melarang menkonsumsi dari harta yang haram. "Semua itu harus dipahami sebagai bagian dari paket diet menjaga kesehatan," tambahnya.

Ziyad lantas menuturkan beberapa pola makan Nabi Muhammad SAW yang membuatnya senantiasa sehat. Berikut beberapa jenis makanan yang kerap dikonsumsi Nabi SAW:   

  1. Makan dari gandum dan kurma 
  2. Makan daging kambing kesukaannya yakni warna merah (artinya masih segar dan bukan yang ada kandungan lemaknya) 
  3. Mengonsumsi laban (minum susu) 
  4. Meminum air rendaman kurma (infused water) 
  5. Minum air di gelas yang ditutup  
  6. Rasulullah melarang makanan yang masih panas ditiup oleh mulut untuk dimakan. Hal itu dalam teori medis modern dapat berpengaruh terhadap jantung 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement