Ahad 08 Sep 2019 05:41 WIB

Kesejajaran Lingustik Alquran dan Torah

Apalah jujur bila misionars mengatakan gramatika Alquran eror?

Terjamahan Alquran berbahasa ibrarni/.
Foto: Menachem Ali
Terjamahan Alquran berbahasa ibrarni/.

Oleh: Menachem Ali
, Dosen Philologi Universitas Airlangga

Tata bahasa Arab yang digunakan kitab suci Quran sering kali dikritik oleh para misionaris. Menurutnya, gramatika bahasa Arab Quran dianggap "error."

Dalam konteks ini saya akan menjelaskan kajian tata bahasa (linguistik) Arab yang termaktub dalam teks Qs. Al-Baqarah 2:30 yang sering kali menjadi bahan kritikan para misionaris tersebut, khususnya terkait penggunaan kata الدماء (al-dima'), lit. "darah-darah."

Penggunaan istilah الدماء (al-dima') pada frase ويسفك الدماء (wa yasfiku al-dima') sebagaimana ayat yang termaktub dalam Qs. Al-Baqarah 2:30, sebenarnya konteksnya mengacu pada jabatan sang tokoh, yang disebut sebagai خليفة (khalifah) pada ayat tersebut. Sang Khalifah ini kemudian namanya disebutkan secara jelas pada ayat berikutnya, yakni Qs. Al-Baqarah 2:32, sebagaimana teks Arabnya yang berbunyi demikian:

وعلم ءادم الاسماء كلها

" wa 'allama Adama al-asma'a kullaha ..."
(dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya .... )

Jadi ada kaitan harmoni antara sang tokoh yang bernama ءادم (Adam) sebagaimana bunyi ayat Qs. Al-Baqarah 2:31, dengan jabatannya sebagai خليفة (khalifah), sebagaimana bunyi ayat Qs. Al-Baqarah 2:30. Dengan demikian, nama ءادم ("Adam", singular/tunggal), dan sebutan خليفة ("khalifah", singular/tunggal) memiliki paduan.

Namun masalahnya, para misionaris selalu mengkritik penggunaan dua kata kunci yang menurutnya tidak ada sinkronisasi, yakni antara penggunaan term خليفة ("khalifah") yang "singular/tunggal" dengan term الدماء ("darah-darah") yang "plural/jamak."

Menurutnya, seharusnya teks Qs. Al-Baqarah 2:30 tersebut ayatnya tertulis الدم (al-dam), lit. "darah", (singular, maskulin), bukan tertulis الدماء (al-dima'), lit. "darah-darah" (plural, maskulin). Demikianlah kritikan mereka terhadap Quran yang dianggapnya "error."

Bila kita merujuk pada Quran terjemahan bahasa Ibrani, Qs. Al-Baqarah 2:30 tersebut berbunyi demikian.

וכעשר אמר רבונך למלאכים הנני שם בארץ יורש. אמרו התשים בה את מי שמשחית בה ושופך את הדמים, כשאנו משבחים את תהלתך ומקשים אתך, אמר: הנני יודע מה שאינכם יודעים.

Ve ka-asher amar Ribonecha le mal'achim: "Hinni sam ba aretz Yoresh", amru: Hatasim boh et miy shimmashchit boh ve shofech et had-damim, ke sheanu me shabbechim et tehillathcha u-meqaddeshim otcha, amar: "Hinni yode'a mah she'eynchem yod'im. 
Lihat karya Shubchi Ali Badr Fiyadh al-Adawi. Al-Qur'an bi al-Lughah Ukhra: Tarjamahu lil 'Ibriyyah (Amman, Yordania: Bayinat, 2015), hlm. 18

("Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di muka bumi itu yang justru akan membuat kerusakan di muka bumi dan akan menumpahkan darah; padahal kami semua senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau." Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak Engkau ketahui").

Istilah خليفة (Khalifah) dalam bahasa Arab, sejajar dengan istilah יורש (Yoresh) dalam bahasa Ibrani, sedangkan istilah الدماء (ad-dima') dalam bahasa Arab, sejajar dengan istilah הדמים (had-damim) dalam bahasa Ibrani. Mengapa pada teks Ibrani tersebut tertulis הדמים (had-damim), lit. "darah-darah" yang merujuk pada term/ kata benda bentuk plural/jamak, dan tidak tertulis הדם (had-dam), lit. "darah" yang merujuk pada term/ kata benda bentuk tunggal atau singular?

Dr. Sampson A. Isseroff berkata: the definite article "the" is expressed by prefixing a "hay" to the noun, this is called הי הידיעה (hay hayedi'ah), for example המורה (ham-Moreh), lit. "the teacher." Lihat Sampson A. Isseroff. An Introduction to Rashi's Grammatical Explanations (New York: The Torah Education Department of the World Zionist Organization, 1985), hlm. 9. Berdasarkan pada penjelasan Dr. Sampson A. Isseroff berkaitan dengan "definite article" dalam kosakata Ibrani yang ditandai dengan huruf ה (hay) yang melekat pada kata benda, maka hal ini sangat relevan untuk membahas penggunaan term הדמים (had-damim) dalam teks Quran terjemahan bahasa Ibrani tersebut.

Dalam Alquran suatAl-Baqarah 2:30 itu ternyata menggunakan diksi הדמים (had-damim) yang berasal dari paduan ה + דמים (ha + damim) yang bermakna "darah-darah itu" (the bloods). Jadi, penggunaan definite article huruf Ibrani ה (hay) yang melekat pada kata דמים (damim) merujuk pada makna "the bloods of Khalifah", yakni "darah-darah" Sang Khalifah yang bernama Adam.

Bentuk jamak (plural) dalam bahasa Ibrani terkait kata דמים (damim), lit. "darah-darah/ bloods" ini memilki bentuk varian yang lain, yakni דמי (demey), lit. "darah-darah/ bloods." Jadi kata benda דמי (demey) merupakan bentuk jamak (plural) dari kata benda דם (dam) yang merupakan bentuk kata benda tunggal (singular).

Dalam teks Torah, Sefer Bereshit (kitab Kejadian) 4:10 tertulis demikian.

וימר מה עשית קול דמי אחיך צעקים אלי מן האדמה

Vay-yomer meh 'asitha qol demey achi-kha tze'aqim elay min ha-adama.

"Firman-Nya: "Apakah yang engkau perbuat ini? Darah-darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah." (Kejadian 4:10).

Teks Alkitab Kristen berbahasa Arab juga menegaskan hal yang sama, yakni kata Ibrani דמי (demey) bentuk plural, ternyata dalam versi Arabnya diterjemahkan دماء (dima'), yang merupakan bentuk plural. Sefer Bereshit 4:10 teks Arabnya berbunyi demikian:

وقال ماذا صنعت صوت دماء اخيك صارخة الي من الاديم

" Wa qala madza shona'ta shoutu dima' akhika shorikhatun ilayya min al-adim. "

("Dan firman-Nya: "Apakah yang telah Engkau perbuat ini? Darah-darah adikmu berteriak dari tanah"). Lihat karya Abuna Bulus al-Faghaliy dan Abuna Anthon Awkar. Al-'Ahd al-Qadim al-'Ibriy. Tarjamah bayn as-Suthur 'Ibriy - 'Arabiy (Lebanon: Jami'ah Anthoniyyah, 2007), hlm. 6

RASHI menjelaskan: דמי אחיך ("darah-darah saudaramu). Istilah Ibrani דמי (demey) merupakan bentuk jamak (plural) yang bermakna "darah-darah." Ayat ini merujuk pada דמו ודם זרעיותיו (damo ve dam zar'iyyotaiv), lit. "darah Habel dan darah keturunannya." Lihat Rabbi Yisrael Isser Zvi Herczeg. RASHI 'al ha-Torah. Sefer Bereshit. The Torah with Rashi's Commentary, Translated Annotated and Elucidated. Bereishis. Genesis. The Sapirstein Edition (Brooklyn: Mesorah Publications, ltd., 2011), hlm. 44. Penjelasan RASHI ini juga sejajar dengan teks Aramaic sebagaimana yang termaktub dalam Targum Onkelos, Sefer Bereshit 4:10.

ואמר מה עבדתה קל דם זרעין דעתידין למיפק מו אחוך קבלין קדמי מן ארעא.

Wa amar mah 'avodta qol dam zar'iyn di'atidin le meypeq min achuk qablin qadamey min ar'a. ("Then He said: "What have you done? The voice of the blood of the children who were to come from your brother is crying before Me from the ground."). Lihat Israel Drazin dan Stanley M. Wagner. Onkelos on the Torah. Understanding the Bible Text. Bereshit. Genesis. Including Original English Translation of Targum Onkelos, Commentary, Appendix, Onkelos Highlights, Beyond the Text and Translation of the Haphtarot from the Aramaic Targumim (New York - Jerusalem: Gefen Publishing House, 2011), hlm. 23.

Sementara itu, Rabbi Meir Zlotowitz juga menjelaskan: "the plural form, דמי (demey, lit. "bloods), means his blood and the blood of his potential descendants." Jadi, bentuk kata benda plural דמי (demey, lit. "darah-darah") dalam bahasa Ibrani, merujuk pada makna darah Habel dan darah anak keturunan Habel. Lihat Rabbi Meir Zlotowitz. Sefer Bereshit. Bereishis. Vol. I (A). Genesis/ A New Translation with a Commentary Anthologized from Talmudic, Midrashic and Rabbinic Sources. Foreword by HaGaon HaRav Mordechai Gifter (Brooklyn, New York: Mesorah Publications, Ltd., 2009), hlm. 152

Sejajar dengan penjelasan RASHI, teks Aramaic yang termaktub dalam Targum Onkelos tersebut, ternyata juga tertulis frase דם זרעין (dam zar'iyn), lit. "darah keturunan-keturunan" (blood of children) yang merujuk pada darah dari anak keturunan Habel. Dengan demikian, istilah דמי (demey), lit. "darah-darah" yang merujuk pada bentuk kata benda jamak (plural) yang dikaitkan dengan nama Habel, sebenarnya tidak bermasalah.

Fakta gramatikal versi Torah ini sebagaimana penggunaan istilah דמים (damim), lit. "darah-darah" dalam versi Quran yang merujuk pada bentuk kata benda jamak (plural) yang dikaitkan dengan nama Adam sebagai Khalifah. Jadi hal ini sebenarnya juga tidak bermasalah. Penjelasan RASHI ini sekaligus merupakan jawaban/ analisis kritis atas penggunaan דמים (damim) atau דמי (demey) yang dikaitkan dengan nama Adam atau pun nama Habel. Istilah דמים (damim) ini merujuk pada "darah Adam dan darah keturunan (generasi) Adam", sedangkan istilah דמי (demey) juga merujuk pada "darah Habel dan darah keturunan (generasi) Habel.

Pola penggunaan kata benda jamak (plural) yang mengaju pada person tunggal (singular) ini sangat menarik bila dikaji berdasarkan studi filologis atau linguistik historis. Ini merupakan artefak linguistik budaya, terkait ciri induk bahasa Semit (Semitic language), dan bukan hanya mengacu pada bahasa Arab (Arabic language), atau pun mengacu pada bahasa Ibrani (Hebrew language) saja. Istilah דמי (demey), lit. "darah-darah" (plural) yang konteksnya mengacu kepada nama Habel, ternyata diksi ini termaktub dalam kitab Torah versi Naskah Laut Mati (Dead Sea Scrolls) Abad ke-3 SM.

Sementara itu, istilah الدماء (ad-dima'), lit. "darah-darah" (plural) yang konteksnya mengacu kepada nama Adam yang disebut sebagai خليفة (khalifah), ternyata diksi ini juga muncul dalam versi Quran sebagai teks Arab kuno era kenabian, yakni Abad ke-7 M. Dengan demikian, pola gramatika Semitik ini telah bertahan selama 1000 tahun (10 Abad). Ini merupakan bentuk pemertahanan kaidah gramatika bahasa Semitik yang amat kentara dan menakjubkan, yang dokumentasinya terekam dalam bahasa Ibrani versi teks Qumran hingga bahasa Arab versi teks Quran.

Semua manuskrip Sefer Bereshit (kitab Kejadian) yang berupa gulungan-gulungan dari Naskah Qumran, semua teks Bereshit 4:10 tertulis dengan menggunakan 3 aksara kunci, yakni דמי (Dalet - Mem - Yod), lit. "darah-darah/ bloods" (noun, plural). Naskah-naskah Qumran terkait Bereshit 4:10, tidak ada 1 pun manuskripnya yang tertulis dengan menggunakan 2 aksara kunci, yakni דם (Dalet - Mem), lit. "darah/ blood" (noun, singular).

Padahal 1 huruf י (Yod) ini bisa menyebabkan perubahan makna "singular" atau "plural." Apakah teks Bereshit 4:10 yang benar itu berbunyi דמי (demey) dengan menggunakan huruf י (Yod) atau berbunyi דם (dam) tanpa menggunakan huruf י (Yod), dan mana teks yang seharusnya dianggap "error" tersebut?

Dengan demikian, bila penggunaan istilah Arab الدماء (ad-dima') dalam teks Quran atau istilah Ibrani הדמים (had-damim) dalam teks terjemahan Quran berbahasa Ibrani dianggap "error", maka penggunaan istilah Ibrani דמי (demey) dalam teks Torah atau istilah Arab دماء (dima') dalam teks Alkitab bahasa Arab seharusnya juga dianggap "error."

Jadi apakah Anda jujur untuk menyatakan bahwa term דמי (demey) yang merupakan bentuk kata benda plural, sebagaimana teks yang termaktub dalam Sefer Bereshit 4:10 itu "error"? Silakan Anda menjawabnya sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement