Jumat 19 Jul 2019 20:30 WIB

Tes Narkoba Sebelum Menikah Masih Dikaji

Program tes narkoba masih dalam kajian dan tahap sosialisasi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Agung Sasongko
Tes narkoba.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Tes narkoba. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kasi Bimbingan Masyarakat (Binmas) Islam, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang, Moh Rosyad menegaskan, tes urin untuk pernikahan belum bisa diterapkan pada Agustus. Sebab, program tersebut masih dalam kajian dan tahap sosialisasi.

"Agustus sampai September masih sosialisasi, masih harus menyiapkan perangkat. Tentu kalau sudah tahu, baru koordinasi baiknya bagaimana karena ini menyangkut pelayanan masyarakat," ujar Rosyad kepada Republika, Jumat (19/7).

Baca Juga

Rosyad tak menampik, Kemenag Jatim dan Badan Narkotika Nasional ( BNN) Jawa Timur (Jatim) telah menandatangani kesepakatan bersama, belum lama ini. Namun dari segi teknis, Rosyad menegaskan, hal tersebut masih dalam pembahasan. Ada beberapa hal yang perlu dikaji, seperti dampak dan kendala di lapangan nantinya.

Menurut Rosyad, program tes urine harus melihat terlebih dahulu kondisi masyarakat yang jauh dari pusat kota. Terlebih, bagi mereka yang hidup di pelosok sehingga sulit menjangkau lokasi tes urin. Lalu perihal biaya tes urine yang tentu akan menambah akumulasi pengeluaran biaya menikah.

"Dan tidak semua puskesmas punya alat tes urin," katanya.

Meski belum dibahas lebih lanjut, Kemenag dan BNN sudah menyepakati ide program tes urin. Sebab, program bagaimana pun juga ditunjukkan untuk menghasilkan generasi baik di masa mendatang. Dalam hal ini terbebas dari jeratan narkoba di berbagai usia.

Mengenai wacana penerapan tes urin di Agustus juga diungkapkan Kepala BNN Kota Malang, AKBP Bambang Sugiharto. Program tersebut dipastikan masih dalam tahap awal, belum penerapan. Kedua lembaga masih harus mengkaji dan menyosialisasikan pada Agustus mendatang.

Sekalipun kelak sudah dikaji, Bambang menyatakan, penerapan tes urin belum tentu dilakukan secara serentak. Program ini kemungkinan diterapkan dalam sistem role model terlebih dahulu. "Praktikkan ke beberapa orang dahulu," tegasnya.

Hal yang pasti, ia melanjutkan, Bambang menilai, program tes urin mendapatkan respons positif di masyarakat. Masyarakat mendukung untuk harmonisasi keutuhan rumah tangga. Sebab, banyak pernikahan yang retak akibat narkotika, seperti perselisihan pemakaian uang untuk obat-obatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement