Jumat 23 Aug 2019 19:25 WIB

Gandeng OVO, Baznas Kembangkan Kampung Tanggap Bencana

Baznas bakal mengembangkan program KTB hingga luar Pulau Jawa.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Dwi Murdaningsih
Badan Amil Zakat Nasional gelar konferensi pers di Jakarta terkait Kampung Tanggap Bencana, Jumat, (23/8).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Badan Amil Zakat Nasional gelar konferensi pers di Jakarta terkait Kampung Tanggap Bencana, Jumat, (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menggandeng perusahaan teknologi finansial pembayaran OVO untuk mengembangkan Kampung Tanggap Bencana (KTB) di Banten. Melalui platform tersebut, sudah terkumpul dana hingga Rp 500 juta.

"OVO sangat peduli akan kesejahteraan masyarakat Indonesia, terutama yang berada di daerah rawan bencana. Dalam program ini, OVO bersama dengan para pengguna berhasil mengumpulkan Rp 500 juta yang dimanfaatkan dalam program pencegahan bencana oleh masyarakat di Banten," ujar Head of Public Relation OVO Sinta Setyaningsih di Jakarta, Jumat, (23/8).

Pembentukan Kampung Tanggap Bencana diperuntukkan kepada masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah yang memiliki ancaman yang besar terhadap tsunami. Unsur yang dilibatkan antara lain pemerintah desa, Pengurus RT atau RW, Organisasi Masyarakat di desa, Forum Penanggulangan Resiko Bencana (PRB), lembaga usaha di desa, tokoh masyarakat, dan kelompok rentan.

Kepala Divisi Pendistribusian Baznas Ahmad Fikri menambahkan, semua dana donatur yang telah didapat dimanfaatkan untuk membentuk KTB di Banten. Rencananya, Baznas bakal mengembangkan program hingga luar Pulau Jawa.

Sementara untuk kerjasama dengan OVO, Ahmad Fikri menyatakan, tidak ada target tertentu. "Kami sering kerja sama by project oleh OVO," kata dia pada kesempatan serupa.

Ia menyebutkan, KTB dibentuk di Desa Sukamanah, Kecamatan Malingping, Desa Ciladeun, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Desa Cibungur, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang. Maka kini Baznas memiliki 16 KTB di Indonesia, di antaranya di Provinsi Riau, Sulawesi Tengah, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, NTB, hingga Papua.

“Kampung Tanggap Bencana dibentuk untuk mewujudkan masyarakat yang mampu mengantisipasi dan meminimalisasi kekuatan yang merusak, melalui adaptasi. Jadi semua lapisan masyarakat kita beri pelatihan, termasuk ibu hamil,” ujar Ahmad Fikri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement