REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menggelar Talkshow Zakat Untuk Generasi Unggul Indonesia Maju di kantor harian Republika Jakarta Selatan, Kamis (22/8).
Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Jendral (Sekjen) Kemenristekdikti, Prof Ainun Na'im Phd; Komisioner Baznas, Drs Irsyadul Halim; dan Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi. Juga hadir pimpinan Baznas kabupaten kota se-Jabodetabek, BEM Mahasiswa dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) serta kalangan umum.
Acara talkshow ini diawali dengan pemaparan kinerja semester pertama Lembaga Beasiswa Baznas di 2019 untuk mendapatkan masukan terbaik dari masyarakat. Kemudian dilanjutkan paparan materi oleh Sekjen Kemenristekdikti, Prof Ainun Na'im PhD mengenai SDM Unggul Indonesia Maju. Mengenai kebijakan-kebijakan Kemenristekdikti dalam membangun SDM.
Peluncuran buku "Meraih Bintang: Keras Juang Merajut Mimpi untuk Berkuliah".
Selanjutnya, acara talkshow sesi pertama dengan narasumber Irsyadul Halim dan Irfan Junaidi. Talkshow itu mengupas perspektif generasi unggul Indonesia maju menurut media dan Baznas.
Menurut Irfan Junaidi, generasi unggul tidak selalu dinilai dari akademis, melaikan dapat dilihat dari nonakademis. “Generasi unggul juga dapat terbentuk dari menanamkan karakter positif sejak dini, serta terbentuk dengan sumberdaya yang kompetitif, bagaimana memberikan manfaat seluas-luasnya untuk negeri dan berkolaborasi,” kata Irfan Junaidi.
Irsyadul Halim mengemukakan, zakat juga memiliki peran untuk membantu SDM agar unggul dan maju. “Zakat berfungsi untuk mensucikan, seperti terdapat dalam At-Taubah ayat 103. Mensucikan di sini maksudnya adalah bersih. Bersih dari segi makanan misalnya. Makanan harus halal, bukan hanya dari zatnya, tapi juga dari cara mendapatkannya. Itu juga faktor yang dapat mempengaruhi suatu SDM dapat unggul,” paparnya.
Para alumni inspiratif Beasiswa Baznas.
Pada kesempatan tersebut, Baznas meluncurkan buku Meraih Bintang: Keras Juang Merajut Mimpi untuk Berkuliah. Buku tersebut merupakan karya empat mahasiswa Indonesia yang berjuang untuk berkuliah di India.
Peluncuran buku itu ditandai dengan tanda tangan Drs Irsyadul Halim, Prof Ainun Na'im, PhD, Irfan Junaidi, Sri Nurhidayah SH, MPsi dan Yoli Hemdi (guru pendamping menulis keempat mahasiswa tersebut).
Dalam talkshow sesi kedua, Baznas mengenalkan alumni inspiratif Beasiswa Baznas. Mereka adalah Nurussyifa Ardita dari wilayah Indonesia Barat (berwirausaha kain tenun); Estina dari Indonesia Tengah (peraih IPK tertinggi di Universitas Hasanudin Makassar), dan Ustaz Abdul Rasyid (mengabdi sebagai pengajar dan pegiat sosial di wilayah Indonesia Timur).
Tak ketinggalan, Yoli Hemdi (guru, motivator dan pelatih bahasa Inggris bagi mahasiswa Aligarh Muslim University). Mereka dapat dijadikan model bagi generasi unggul Indonesia untuk dapat tetap produktif dan berkontribusi membangun negeri.