Selasa 06 Aug 2019 03:40 WIB

Menyayangi Pembenci

Rasulullah SAW beri teladan menyayangi orang yang jelas-jelas membencinya

Hendaknya kita merenungi keteladanan Rasulullah saw dalam sifat kasih sayang (ilustrasi).
Foto: alifmusic.net
Hendaknya kita merenungi keteladanan Rasulullah saw dalam sifat kasih sayang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rory Asrio S     

Abu Bakar RA adalah sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah SAW. Ia adalah pengikut setia Rasulullah dalam situasi dan kondisi apa pun. Beliau juga menjadi sahabat yang pertama masuk Islam dan membenarkan ajaran yang dibawa Rasul SAW sehingga mendapat gelar ash-Shiddiq ('yang membenarkan').

Baca Juga

Bagi Abu Bakar, Rasulullah SAW adalah sosok teladan. Karena itu, segala perilaku Rasul SAW selalu menjadi perhatiannya. Bahkan setelah diangkat menjadi khalifah, ia ingin meniru dan meneladani segala perbuatan Nabi SAW. Untuk mengetahui lebih detail tentang Rasulullah, Abu Bakar mencari informasi dari orang yang paling dekat dengan Rasulullah. Dialah Aisyah binti Abu Bakar.

Aisyah menceritakan, setiap pagi dan sore, Rasulullah SAW selalu pergi ke sudut pasar. Di sana, ada seorang nenek yang sudah tua renta beragama Yahudi. Nenek itu sudah buta dan tak punya gigi lagi. Kepada nenek itu, Nabi SAW selalu memberikan makan dan menyuapinya.

Si nenek ini tak mengetahui bahwa yang setiap hari memberinya makan dan menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW, orang yang paling dibencinya. Kepada orang yang lewat pasar, si nenek ini senantiasa mengajak orang-orang agar mereka menjauhi manusia yang bernama Muhammad.

Nenek ini menganggap, Muhammad adalah orang yang paling jahat di dunia. Selain itu, nenek ini juga menganggap Muhammad telah menyebabkan terjadinya peperangan antarsuku dan mengganti keyakinan (agama) nenek moyangnya dengan Islam. Karena itu, ia ingin orang-orang menjauhi Muhammad.

Walaupun dibenci dan dicaci-maki oleh si nenek, Rasul SAW tak pernah marah. Dengan telaten, setiap hari Rasul selalu SAW menghaluskan makanan sebelum diberikan kepada si nenek. Dengan begitu, nenek itu bisa langsung memakan makanan yang sudah lunak tanpa perlu dikunyah. Selesai makan, si nenek selalu berpesan kepadanya agar berhati-hati bila bertemu dengan Muhammad.

Abu Bakar ingin meniru perilaku Nabi SAW ini. Ia lantas mendatangi sudut pasar untuk bertemu dan memberi makan si nenek. Namun, baru satu suapan makanan itu diberikan, si nenek lantas mengeluarkan makanan itu dan marah-marah kepada si penyuapnya, yakni Abu Bakar.

Si nenek berkata, “Siapa kamu? Makanan ini sangat kasar. Engkau pasti orang lain dan bukan orang yang biasa memberiku makan?”

Abu Bakar kemudian menyebutkan jati dirinya. Si nenek kemudian bercerita, si penyuapnya terdahulu itu selalu menghaluskan makanan sebelum diberikan kepadanya.

Si nenek pun lantas bertanya kepada Abu Bakar. “Ke mana gerangan orang itu, sudah sepekan lebih ia tak datang kemari?”

Mendengar hal itu, Abu Bakar pun menangis karena tak bisa meniru Rasulullah SAW.

Abu Bakar lalu bercerita bahwa orang yang biasa menyuapi nenek itu adalah Muhammad dan kini telah wafat. Mendengar nama itu, maka si nenek itu pun kemudian tersadar. Ternyata, orang yang selama ini dibencinya begitu menyayanginya, memberinya makan, dan dengan telaten menyuapinya. Muhammad adalah seorang manusia yang santun dan sopan. Si nenek ini pun lantas bertobat dan memohon ampun. Wallahu a'lam.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement