Senin 29 Jul 2019 21:34 WIB

Polda Sulteng Libatkan FKUB Edukasi Bahaya Radikalisme

FKUB dilibatkan dalam menangkal paham radikalisme.

Ilustrasi Kelompok ISIS
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kelompok ISIS

REPUBLIKA.CO.ID,  PALU— Kepolisian melibatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah, untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya Paham radikalisme, dengan memberi pemahaman sebagai bentuk upaya deradikalisasi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Senin (29/7).

Keterlibatan itu antara lain melalui keikutsertaan Ketua FKUB Sulawesi Tengah, Prof  KH Zainal Abidin, sebagai salah satu pembicara dalam kegiatan quick wins kegiatan empat penyuluh kontra radikal dan deradikalisasi (khusus ISIS) 2019, yang diselenggarakan Polda Sulawesi Tengah di Poso.    

Baca Juga

"Radikalisme masih menjadi isu penting yang menjadi pekerjaan rumah semua elemen bangsa, tidak hanya pemerintah juga seluruh lapisan masyarakat. Pengaruh paham radikalisme telah menjalar ke berbagai sendi kehidupan masyarakat," kata Zainal dihubungi dari Palu, Senin.

Zainal yang juga Ketua MUI Kota Palu itu menyatakan, masalah SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) adalah wilayah paling rawan bagi benih lahirnya paham radikalisme.

Karena itu, FKUB dituntut pro-aktif memainkan perannya dalam mencegah tumbuh kembangnya paham radikal yang berbasis agama. Mencegah radikalisme harus diawali dari fase fanatisme.

Rektor pertama IAIN Palu itu mengemukakan, orang-orang yang mudah terindoktrinasi adalah mereka yang terlalu fanatik atau mereka yang terlalu bingung untuk menentukan pilihan.

"Tidak heran bila sasaran utama regenerasi ideologi radikalisme adalah siswa, mahasiswa, dan pemuda yang mayoritas belum punya prinsip hidup yang kokoh,” kata dia sembari menambahkan bahwa perubahan sikap orang dengan gagasan radikal tidak terjadi dalam satu malam. Ada proses panjang yang mereka lalui. Ada pergulatan batin dan pikiran yang terjadi pada mereka.

Rois Syuriah NU Sulteng ini mengemukakan, deteksi dini yaitu perlu mengenali perubahan sikap orang terdekat, terutama generasi muda. Karena itu, gernerasi muda perlu membentengi diri dengan pengetahuan sosial dan agama yang mumpuni.

Kegiatan ini melibatkan kurang lebih 100 peserta yang terdiri dari pihak pihak kepolisian sebagai peserta dan narasumber, Kandepag Poso, tokoh masyarakat, bekas narapidana teroris, tokoh pemuda, pelajar dan tokoh adat.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement