Jumat 09 Aug 2019 17:30 WIB

Kekaguman Ustaz Abdul Somad Terhadap Dompet Dhuafa

Dompet Dhuafa mengundang Ustaz Abdul Somad untuk safari dakwah di dua negara

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Hasanul Rizqa
Ustaz Abdul Somad (UAS) memberikan tausiah usai di Masjid Al Madina, Parung, Bogor, Jumat (9/8).
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Ustaz Abdul Somad (UAS) memberikan tausiah usai di Masjid Al Madina, Parung, Bogor, Jumat (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ustaz Abdul Somad (UAS) menjadi khatib shalat Jumat di Masjid al-Madinah, Parung, Bogor, Jawa Barat. Dalam kesempatan ini, mubaligh kelahiran Asahan, Sumatra Utara, itu antara lain menuturkan kesannya terhadap Dompet Dhuafa.

Seperti diketahui, lembaga filantropi itulah yang mengundang UAS dalam rangka safari dakwah jelang dan selama Idul Adha. Dai tersebut tak hanya menyambangi Indonesia, tetapi juga Brunei Darussalam.

Baca Juga

Di Tanah Air, UAS mengisi khutbah Jumat di masjid tersebut. Adapun dalam dua hari ke depan, dia bertolak ke KBRI Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, untuk bersilaturahim dengan WNI di sana sekaligus menjadi imam shalat Id.

UAS mengaku senang bersafari dakwah bersama Dompet Dhuafa. Sebelum tiba di Masjid al-Madinah, Bogor, tutur UAS, pihak Dompet Dhuafa mengajaknya mengunjungi suatu rumah sakit.

"Bayangan kita itu, jalan-jalan nikmat, indah mempesona, memukau, dan akan menjadi ingatan. Begitu tahu, ternyata dibawa (ke rumah sakit), melihat orang terbaring semua," kata Ustaz Abdul Somad, Jumat (9/8).

UAS menceritakan, di dekat seorang pasien yang sedang terbaring, ada suatu alat yang baginya menyerupai dispenser. Dokter yang mendampinginya pun meluruskan, itu adalah alat pencuci darah.

"Di samping mereka ada kotak seperti dispenser. Tapi dispenser di rumah saya, kalau dipencet, keluar air. Ini di dalam selang itu saya lihat merah warnanya. Ternyata, itu mesin pencuci darah," ujar peraih anugerah Tokoh Perubahan Republika 2017 itu.

Dari dokter itu pula, UAS memeroleh penjelasan. Alat cuci darah itu dipergunakan untuk proses penyaringan darah karena fungsi ginjal si pasien yang menurun.

UAS pun bertanya, berapa kali pasien yang terbaring itu melakukan cuci darah. Dokter menjawab, dalam sepekan dua kali. Berapa besaran biayanya, tanya UAS lagi.

Untuk satu kali cuci darah, biaya yang harus dikeluarkan pasien mencapai Rp 1,5 juta. Artinya, dalam sepekan yang bersangkutan mesti mengeluarkan uang Rp 3 juta.

"Berarti untuk satu bulan, Rp 12 juta, itu hanya untuk cuci darah Rp 12 juta. Apa yang terbayang ketika kita menyebut Rp 12 juta?" ujar UAS.

Dia pun membandingkannya dengan besaran gaji yang diperolehnya sebagai seorang pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan 3-D. Gajinya sebesar Rp 2,5 juta. Namun, setelah memeroleh sertifikasi, uang bulanan yang diperolehnya bertambah Rp 2,5 juta lagi sehingga total dalam sebulan UAS mendapat Rp 5 juta.

"Jadi siapa yang bisa menanggung (biaya cuci darah --Red)? Ini alat berapa harga? Alat, Rp 500 juta. PNS golongan 3-D saja tidak mampu," ungkapnya.

Maka dari itu, Ustaz Abdul Somad mengaku bersyukur dengan keberadaan Dompet Dhuafa dan seluruh lembaga filantropi Islam yang menolong para pasien dengan kesulitan biaya. Dia pun berdoa, semoga seluruh umat Islam yang mendermakan hartanya--baik itu melalui zakat, infak, sedekah, atau wakaf--agar diterima dan diridhai Allah SWT.

"Mudah-mudahan dilapangkan oleh Allah rezeki mereka semua," sebut UAS.

photo
Poster safari dakwah Ustaz Abdul Somad dengan logo Dompet Dhuafa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement