Jumat 09 Aug 2019 12:00 WIB

Universitas Al-Qarawiyyin: Obor Renaisans dari Kota Fez

Universitas Al-Qarawiyyin lembaga pertama yang memberikan gelar kesarjanaan.

Universitas Al-Qarawiyyin (Jami'ah Al-Qarawiyyin), di Kota Fez, Maroko.
Foto: imageshack.us
Universitas Al-Qarawiyyin (Jami'ah Al-Qarawiyyin), di Kota Fez, Maroko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga pendidikan yang terbilang modern dan tertua di dunia adalah Universitas al-Qarawiyyin, di Fez, Maroko. Guiness Book of Record (Museum Rekor Dunia) mencatat, lembaga ini merupakan perguruan tinggi pertama di dunia yang memberikan gelar kesarjanaan.

Gelar itu baru diberikan pada tahun 1998. Menurut Majalah Time edisi 24 Oktober 1960, lembaga ini didirikan pada tahun 859 M. Dalam tulisannya, Majalah Time menjuluki universitas ini sebagai Renaissance in Fez.

Baca Juga

Awalnya, Universitas Al-Qarawiyyin adalah sebuah komunitas Qarawaniyyin, masyarakat pendatang dari airawan, Tunisia di Kota Fez (Maroko). Komunitas tersebut membuat diskusi-diskusi kecil di sebuah masjid. Dalam perkembangannya, masjid yang berfungsi sebagai tempat ibadah halakah banyak diikuti penduduk sekitar.

Akhirnya, semakin meluas hingga menjadi lembaga pendidikan. Dan materi yang dibahas juga semakin meluas, baik bidang agama maupun umum. Beragam bidang yang disajikan mampu membetot perhatian para pelajar dari berbagai belahan dunia.

Sejak itulah, aktivitas keilmuan di Masjid Al-Qarawiy yin berubah menjadi kegiatan keilmuan bertaraf perguruan tinggi. Jumlah pendaftar yang berminat untuk menimba ilmu di universitas itu bertambah banyak. Lembaga pendidikan ini melahirkan sejumlah tokoh Muslim kenamaan.

Di antaranya, Abu Abullah Al-Sati, Abu Al-Abbas al-Zwawi, Ibnu Rashid Al-Sabti, Ibnu Al-Haj Al-Fasi, serta Abu Mazhab Al-Fasi. Karenanya, Universitas al-Qarawiyyin ini menjadi perguruan tinggi paling prestisius di abad pertengahan.

Peradaban Barat turut berutang budi kepada Universitas Al-Qarawiyyin. Lembaga ini memiliki peran penting dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan di Barat pada abad ke-15 M.

Pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Sylvester II, turut menjadi saksi keunggulan Universitas Al-Qarawiyyin. Sebelum menjadi Paus, ia sempat menimba ilmu di universitas terkemuka ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement