Kecintaan dan penghargaan Rasulullah kepada Zubair bin Awwam sangat luar biasa. Dalam sebuah hadisnya beliau bersabda, Setiap nabi mempunyai pembela, dan pembelaku adalah Zubair bin Awwam.
Zubair bin Awwam menjadi pembela Rasulullah bukan hanya disebabkan ia adalah sepupunya dan suami dari Asma'binti Abu Bakar, tetapi keinginannya untuk berkorban di jalan Allah.
Hasan bin Tsabit melukiskan sifat- sifat Zubair bin Awwam ini dalam ucapannya, Ia berdiri teguh menepati janjinya kepada Nabi dan mengikuti petunjuknya. Ia menjadi pembela Nabi. Perbuat annya sesuai dengan perkataan nya.
Ia tempuh halangan yang ia lalui dan tak pernah menyimpang. Ia bertindak membela kebenaran, karena kebenaran itu jalan sebaik-baiknya.
Ketika meletus Perang Jamal, antara pendukung Ali bin Abu Thalib dan Aisyah binti Abu Bakar, Zubair menemui ajalnya. Sebelum gugur, ia menyadari kebenaran dan berlepas tangan dari perang saudara itu.
Namun, karena api, fitnah terus berkobar, salah seorang pendukung Ali bin Abi Thalib sempat mengintainya dan menu suknya dari belakang. Kala itu, ia sedang shalat. Si pembunuh itu pergi menemui Ali bin Abu Thalib dengan ha rapan Ali akan senang dengan apa yang ia lakukan. Apalagi si pembunuh itu mem bawa pedang Zubair yang sempat ia rebut.
Mengetahui pembunuh Zubair yang ingin masuk menemuinya, Ali berteriak mengusir laki-laki itu, Suruh pembunuh Zubair pergi dari hadapanku. Kabarkan kepadanya bahwa Allah telah menyediakan surga bagi Zubair!Ketika pedang Zubair diserahkan kepada Ali, Khalifah keempat itu mencium nya sambil menangis, Demi Allah, pedang ini telah banyak berjasa, digunakan oleh pemiliknya untuk membela Rasulullah dari marabahaya...