Selasa 23 Jul 2019 05:05 WIB

Adab Haji dan Umrah, Seperti Apa?

Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah

Haji
Foto:

Pertama, mengikhlaskan niat hanya karena Allah SWT semata.

Menurut Syekh Sayyid Nada, seseorang tidaklah mendapatkan balasan dari amal yang dikerjakannya,  kecuali sesuai dengan yang diniatkan.  Allah sendiri telah mewajibkan haji semata-mata untuk meraih keridhaan-Nya. ‘’Maka dari itu, hendaknya niat seseorang menunaikan haji atau umrah semata-mata karena Allah dan menunaikan kewajiban yang diperintahkan Allah,’’ tutur ulama terkemuka itu.

Ia mengingatkan janganlah naik haji karena riya supaya dianggap hebat atau hanya ingin mendapatkan gelar haji saja. Menurut Syekh Sayyid Nada, melakukan amal karena manusia  termasuk perbuatan syirik. Allah SWT berfirman dalam surah Az-Zumar ayat 2, ‘’Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.’’

 

Kedua, bertobat kepada Allah  dengan toba nashuha.

Syekh Sayyid Nada mengungkapkan, seseorang yang hendak melaksanakan ibadah haji atau umrah wajib bertobat kepada Allah dari segala dosa yang pernah dikerjakan sebelum berangkat melaksanakan ibadah tersebut.  Taubat sangat ditekankan bagi setiap Muslim.

Allah SWT berfirman dalam surah At-Tahrim ayat 8, ‘’Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya’’ Bertobah nashuha lebih ditekankan lagi kepada para calon jamaah haji, karena mereka tidak tahu apakah mereka akan kembali atau tidak. Bisa jadi, mereka menghembuskan nafas terakhirnya di Tanah Suci.

Keempat, menjaga adab-adab safar berkaitan dengan haji dan umrah.

Syekh Sayyid Nada mengungkapkan, di antara adab safar dalam haji dan umrah adalah melakukan shalat istikharah untuk memilih waktu keberangkatan, sarana transportasi, kawan seperjalanan, dan waktu keberangkatan. ‘’Selain itu calon jamaah haji juga harus melunasi utangnya sebelum berangkat, atau meminta izin kepada orang yang dia utanginya,’’ paparnya.

Selain itu, calon jamaah juga diharuskan meminta izin kepada orangtua, menulis wasiat, menunjuk orang yang terpercaya untuk menjaga keluarganya, dan meninggalkan nafkah yang cukup bagi mereka, membawa bekal yang cukup dari nafkah halal, dan memilih teman seperjalanan yang saleh, serta berpamitan kepada sanak keluarga. Sebaiknya calon jamaah haji banyak berdoa dan berzikir dalam perjalanan.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement