Selasa 16 Jul 2019 05:56 WIB

Politisasi Agama dalam Pandangan Cendekiawan Said Nursi

Pandangan Said Nursi sangat modern dan moderat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
KH Fahmi Hamid Zarkasyi
Foto: youtube
KH Fahmi Hamid Zarkasyi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Cendekiawan dan sang maestro, Said Nursi mempunyai pandangan-pandangan yang modern dan sangat progresif, sehingga bisa diterima masyarakat modern.

Pendiri dan   Direktur Insist, Hamid Fahmy Zarkasyi, mengatakan salah satu padangannya yang sangat menonjol saat ini adalah pemikiran politiknya, di mana Nursi tidak suka dengan politisasi agama. 

Baca Juga

“Insist ini sebenarnya juga sama. Kita tidak mau sedikit pun terlibat dalam masalah politik. Karena dengan politik itu orang sudah curiga dengan ilmu yang kita sampaikan. Kita berbicara kebenaran dan lalu dipolitisasi,” katanya. 

Selain memiliki Said Nursi, Turki juga memiliki kesamaan dengan cendekiawan yang paling berpengaruh seperti Fathullah Gulen. Menurut Hamid, untuk menginternalisasikan pemikirannya, buku-buku Fathullah Gulen juga banyak diterbitkan dan pemikirannya diseminarkan di berbagai negara.

“Tapi yang lebih fundamental kelihatannya Nursi ini, karena dia punya buku Risalah Nur. Itu buku yang berbicara berbagai masalah di situ, termasuk tafsir Alquran, keilmuan, dan kebudayaan,” ucapnya.

Di acara seminar tersebut, Prof Aparslan menyampaikan pemikiran Said Nursi terkait dengan masalah manusia dan keimanan. Dia menjelaskan konsep spiritulitas yang dipahami Said Nursi.

Menurut Aparslan, Nursi berpandangan bahwa selama spiritual dan inteletualitas tidak digabungkan maka hanya akan ada kegelapan. “Tanpa cahaya hati, cahaya pikiran tidak akan bersinar. Selama kedua cahaya itu tidak digabungkan, semuanya gelap,” katanya.

photo
Badiuzaman said Nursi

Intitute for study of Islamic Though and Civilizations (Insist) dan Yayasan Nur Semesta menyelenggarakan seminar internasional bertema “Said Nursi’s Legacies for 21st Century Muslim World”. Seminar ini menghadirkan dua pembicara bertaraf Internasional dari Turki, Prof Alparslan Acikgenc dan Prof Ahmet Karacik.

Hamid mengatakan, seminar tersebut diselenggarakan atas kerjasama Insist dengan Yayasan Nur. Melalui seminar ini, menurut dia, kedua profesor dari Turki tersebut ingin menginternasionalisasikan pemikiran Said Nursi, ulama dan cendikiawan berpengaruh Turki.

“Tokohnya sekarang ini Said Nursi itu diiternasionalisasikan. Jadi disebarkan ke seluruh dunia pikiran-pikirannya,” ujar Hamid saat ditemui usai seminar di Kantor Insist, Jalan Kalibata Utara II, Jakarta Selatan, Senin (15.7). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement