Dia berupaya untuk menjauhkan kekasihnya dari Islam, tapi tidak bisa. Pria itu tetap konsisten menjalankan syariat yang sudah mendarah daging. Tak berhenti di situ, dia membaca literatur tentang Islam dengan maksud men cari kelemahan agama tersebut. Bah kan, dia membaca Alquran hingga sampai pada Ramadhan.
Pada bulan suci ini, dia diajak berkumpul bersama keluarga sang kekasih di Mesir. Di sana mereka menjalankan kebiasa an keluarga, seperti mendalami makna Alquran pada siang hari sambil menunggu waktu berbuka puasa. Bennet bersikap seperti biasa tinggal bersama keluarga kekasihnya. Tidak ada rasa canggung meski berbeda keyakinan.
Mereka saling menegur dan menyapa sehingga akrab. Bahkan, Bennet ikut berpuasa selama lima hari sehingga larut dalam kebersamaan ketika sahur dan iftar. Sungguh ini merupakan hal yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. "Ini adalah lima hari ajaib yang tidak akan pernah saya lupakan," jelas dia.
Berlanjut
Semakin lama mendalami Islam dari sumber autentik dan tepercaya, Bennet justru tidak menemukan kelemahan agama ini. Hatinya kian melembut. Tak lagi meng anggap Islam sebagai ancaman kehidupan. Risalah yang dibawa Nabi Muham mad telah banyak mewarnai kehi dupannya.
Namun demikian, wanita scottish ini belum terpikir menjadi Muslim. Tetap pada keyakinannya sebagai Kristen. Bahkan, ketika kekasih melamar, Bennet tetap ingin dinikahi sebagai seorang Kristen. Lelaki itu menyetujui usulannya.