Keempat, menahan dan meredam amarah jika telah muncul. Syekh Sayyid Nada mengungkapkan, Allah SWT menyukai seseorang yang dapat menahan dan meredam amarahnya yang telah muncul.
Allah SWT berfirman, ‘’ dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memberi maaf orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.’’ (QS Ali Imran:134). Menurut Ibnu Hajar dalam Fathul Bahri, ketika kemarahan tengah memuncak, hendaknya segera menahan dan meredamnya untuk tindakan keji.
Rasulullah SAW bersabda, ‘’Barang siapa yang dapat menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan segenap mahluk. Setelah itu, Allah menyuruhnya memilih bidadari surga dan menikahkannya dengan siapa yang ia kehendaki.’’ (HR Ahmad).
Kelima, berlindung kepada Allah ketika marah. Nabi SAW bersabda, ‘’Jika seseorang yang marah mengucapkan; ‘A’uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT, niscaya akan reda kemarahannya.’’ (HR Ibu ‘Adi dalam al-Kaamil.)
Keenam, diam. Rasulullah SAW bersabda, ‘’Ajarilah, permudahlah, dan jangan menyusahkan. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam.’’ (HR Ahmad). Terkadang orang yang sedang marah mengatakan sesuatu yang dapat merusak agamanya, menyalakan api perselisihan dan menambah kedengkian.
Ketujuh, mengubah posisi ketika marah. Mengubah posisi ketika marah merupakan petunjuk dan perintah Nabi SAW. Nabi SAW bersabda, ‘’Jika salah seorang di antara kalian marah ketika berdiri, maka hendaklah ia duduk. Apabila marahnya tidak hilang juga, maka hendaklah ia berbaring.’’ (HR Ahmad).
Kedelapan, berwudhu atau mandi. Menurut Syekh Sayyid Nada, marah adalah api setan yang dapat mengakibatkan mendidihnya darah dan terbakarnya urat syaraf. ‘’Maka dari itu, wudhu, mandi atau semisalnya , apalagi mengunakan air dingin dapat menghilangkan amarah serta gejolak darah,’’ tuturnya,
Kesembilan, memebri maaf dan bersabar. Orang yang marah sudah selayaknya memberikan ampunan kepada orang yang membuatnya marah. Allah SWT memuji para hamba-Nya ‘’ dan jika mereka marah mereka memberi maaf.’’ (QS Asy-Syuura:37). Sesungguhnya Nabi SAW adalah orang yang paling lembut, santun, dan pemaaf kepada orang yang bersalah. ‘’ dan ia tak membalas kejahatan dengan kejahatan, namun ia memaafkan dan memberikan ampunan’’ begitu sifat Rasulullah SAW yang tertuang dalam Taurat, kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa AS. N sumber: Ensiklopedi Abad Islam menurut Alquran dan Sunah. Penerbit Pustaka Imam Syafi’i