Jumat 12 Jul 2019 16:46 WIB

Montpellier Pusat Studi Astronomi dan Kedokteran Islam

Universitas Montpellier menyimpan berbagai manuskrip dan naskah kedokteran Islam.

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang ilmuwan, Charles Homer Hakins, mengungkapkan, pada abad ke-13, Montpellier merupakan pusat bagi studi astronomi dan kedokteran Islam. Sedangkan menurut pemikir Barat, George Sarton, kota tersebut menjadi wilayah subur bagi perkembangan sekolah kedokteran dan hukum.

Berdirinya Universitas Montpellier yang terkenal merupakan sebuah manifestasi dari ide-ide intelektual dan semangat ilmiah yang merasuki wilayah Prancis selatan itu. Universitas tersebut juga merupakan bukti monumental dari kemajuan pengetahuan penduduk di sana.

Baca Juga

Sesuai dengan keterangan Haskins, fakultas yang pertama kali dibuka di universitas itu adalah fakultas kedokteran. Pengajaran ilmu kedokteran dilakukan oleh para dokter Muslim. Dalam waktu yang tak lama, studi kedokteran di Universitas Montpellier mencapai kejayaan dan menarik minat banyak orang.

Sederet bukti bahwa universitas ini mengembangkan studi kedokteran dapat dilihat dari berbagai manuskrip dan naskah para ahli kedokteran Muslim yang terdapat di sana. Di antaranya karya yang ditulis oleh al-Zahrawi pada abad ke-10, Abu Djaafar Ahmad ibnu Ibdahim, Ibnu Sina, dan Ibnu Massawih al-Maradani.

Manuskrip lainnya adalah karya yang ditulis oleh Al-Razi, Ibnu Sarabi, Ibnu Ridwan, dan manuskrip ilmuwan Muslim lainnya. Universitas Montpellier tak hanya memainkan peran utama dalam menyebarkan ilmu kedokteran Muslim ke seluruh Eropa. Namun juga, menjelma menjadi sentra studi kedokteran. Mahasiswa Eropa berdatangan ke sana.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement