Jumat 05 Jul 2019 04:30 WIB

Nelayan Desa Dedeta Sampaikan Keluh Kesah ke Rumah Zakat

Ikan tuna, merupakan potensi unggulan perikanan dan kelautan di perairan Halmahera.

Petani ikan tuna di Desa Dedeta, Halmahera bersama Relawan Rumah Zakat.
Foto: Rumah Zakat
Petani ikan tuna di Desa Dedeta, Halmahera bersama Relawan Rumah Zakat.

REPUBLIKA.CO.ID, DEDETA -- Adalah Rahban Mologotu dan Mulyadi, dua nelayan yang tengah kelelahan karena satu hari satu malam bertarung dengan samudera mencari peruntungan lewat memancing ikan tuna. Namun juga bahagia karena sebentar lagi pundi-pundi rupiah dia dedikasikan untuk anak-anaknya yang akan mendaftar sekolah SMA.

Ikan tuna, merupakan potensi unggulan perikanan dan kelautan di wilayah perairan Halmahera. Harga jual di kota (Ternate) sekitar Rp 50 ribu hingga 60 ribu. Sedangkan harga beli di pulau sekitar Rp 20 ribu hingga 30 ribu.

Bagi nelayan kepulauan jika sedang musim ikan tuna, maka ini adalah kesempatan emas untuk memancing. Namun ada problem disini.

Pertama, tidak ada penampung ikan tuna yang mengakomodir hasil tangkapan. Pernah ada, namun bukan orang pribumi. Sehingga sudah sering terjadi ikan-ikan mereka dibeli tapi akhirnya mereka lari tanpa membayar ikan tersebut.

Kedua, jika ikan tuna hanya tok menjadi konsumsi masyarakat. Maka jumlahnya melebihi kebutuhan yang ada sehingga harganya murah. Sedangkan untuk menuju ke tempat ikan tuna, nelayan harus menghabiskan sekitar 30 liter bensin campuran dengan harga per liter sekitar 15 ribu selama satu hari satu malam melaut.

“Semoga ada solusi yang bisa menjawab tanya dari para nelayan yang ingin semakin berdaya. Terima kasih kepada Rumah Zakat, Desa Berdaya dan Yayasan Masjid Nusantara yang telah memberikan bantuan perahu berdaya. Semoga semakin berkah dan jaya,” ungkap Siti Fatonah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement