Senin 08 Jul 2019 16:49 WIB

ACT: Kurban Indonesia Masih Gunakan Pola Tradisional

Banyak daerah yang tak pernah merasakan kurban dan warganya tak pernah berkurban.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Gita Amanda
ACT menyebarkan kurban ke Ethiopia.
Foto: ACT
ACT menyebarkan kurban ke Ethiopia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Komunikasi Aksi Cepat Tanggap (ACT), Lukman Azis, mengungkapkan potensi kurban di Indonesia belum bisa dioptimalkan lantaran ketika berkurban, masyarakat Indonesia masih menyukai pola tradisional. Artinya, para pekurban ingin melihat langsung hewan kurbannya disembelih dan dibagi-bagikan di depan mereka.

“Kita kan melihat kondisi kurban selama ini adalah pola tradisional. Sehingga dalam pembagian distribusi hewan kurban itu, banyak dinikmati bukan saja oleh para penerima, tapi juga oleh warga sekitar yang secara umum bahkan bisa dapat berkantong-kantong,” jelas Lukman saat dihubungi, Senin (8/7).

Baca Juga

Pada satu sisi, ini menjadi miris karena banyak daerah yang tidak pernah melaksanakan pemotongan hewan kurban dan mereka tidak pernah mendapatkan daging kurban. Misalnya di beberapa daerah pelosok pedalaman, lokasi-lokasi bencana luas sepertu Sulawesi Tengah dan Lombok.

Kemudian juga di beberapa negara konflik yang tentu saja tidak bisa melakukan penyembelihan hewan kurban. Mereka harusnya dapat menikmati suasana itu, tapi kenyataannya mereka tidak pernah merasakan itu.

“Mereka yang sama-sama Muslim juga kan harusnya merayakan Hari Raya Kurban, sebenarnya kan ini Hari Raya makan-makan. Melalui Global Qurban, kita berupaya mendistribusikan hewan kurban yang disampaikan para pekurban itu ke mereka-mereka yang tidak terjangkau, sehingga bisa punya nilai manfaat lebih luas,” papar Lukman.

Global Qurban adalah program kurban yang dilakukan secara profesional oleh salah satu unit di bawah Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Berdiri sejak 2005, ACT telah konsisten melaksanakan program kurban. Namun, sebagai unit khusus yang profesional, Global Qurban mulai dilaksanakan pada 2011.

“Masyarakat memang masih banyak yang berpikir penyembelihan harus dilakukan di depan mata. Sehingga pendistribusian dilakukan dimana si pekurban itu tinggal. Jadi untuk menjangkau kurban kita lebih luas itu menjadi PR kita,” kata Lukman.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang memiliki kelapangan (rezeki) dan tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami." (HR Ahmad Ibnu Majah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement