Selasa 02 Jul 2019 07:45 WIB

Selime Hatun, Masjid Bersejarah Pengayom Tunawisma Turki

Masjid Selime Hatun memberdayakan para tunawisma.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Aktivitas Masjid Selime Hatun
Foto: Anadolu
Aktivitas Masjid Selime Hatun

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL – Sebuah masjid bersejarah di Istanbul, Turki menyediakan kebutuhan berupa makanan, pakaian hingga mandi gratis bagi para tunawisma. Masjid Selime Hatun itulah namanya.  Rumah ibadah di Distrik Beyoglu yang berdiri sejak abad ke-17 itu telah menjadi tempat berlindung bagi puluhan warga yang tak punya tempat tinggal atau tunawisma di kota itu.   

Imam masjid, Osman Gokrem (52 tahun), yang telah mengabdi di masjid itu selama 17 tahun mengatakan melalui program filantropi yang digagasnya para tunawisma kini memiliki kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. 

Baca Juga

“Ini satu-satunya masjid di seluruh negeri di mana sedikitnya 50 orang tunawisma dapat mandi gratis setiap hari,” kata Gokrem seperti dilansir Anadolu Agency Pada Senin (1/7).  

Program tersebut telah dimulai oleh Gokrem pada 2017. Saat itu Gokrem yang mengabdikan dirinya memasang pemanas air mandi dalam masjid.  

“Awalnya ada tiga sampai lima orang yang datang dan mandi di sini, sekarang meningkat jadi sedikitnya 50 orang tiap harinya. Ada juga tunawisma yang datang dari sejumlah kota untuk mandi,” katanya. 

“Saya selalu bertanya-tanya di mana mereka bisa mandi, di mana mereka bisa makan, bagaimana mereka membeli apa yang mereka butuhkan, karena tidak ada yang mengharapkannya,” kata Gokrem.

“Saat seorang gelandangan pergi ke sebuah tempat pangkas rambut, si tukang cukur tidak membiarkan mereka masuk. Bukan karena mereka tidak punya uang, tetapi karena mereka kotor dan berbau busuk. Tempat pemandian juga melakukan hal yang sama, mereka tidak ingin membiarkan mereka masuk,”kata Gokrem.

Berkat dukungan para donatur, Gokrem juga bisa memberikan makanan gratis setiap Sabtu dan menyumbangkan pakaian. Di tengah jadwalnya yang sibuk sebagai imam, Gokrem juga membuka pangkas rambut gratis bagi para tunawisma agar bisa membuat para tunawisma tersebut bisa lebih nyaman berhubungan dengan masyarakat. 

“Saya mencukur 15-20 orang tunawisma pada Sabtu ini. Jika kami berpikir memangkas rambut mereka itu bukan urusan kami, maka kami akan kehilangan mereka,” katanya.   

Tak hanya itu, turut membantu mencarikan pekerjaan bagi para tunawisma juga menjadi bagian program yang digagas Gokrem. Gokrem membiarkan tunawisma  tinggal di masjid selama sebulan hingga mampu membeli tempat tinggal sendiri.  

“Saat mereka memberi tahu saya, ‘Saya mendapat pekerjaan,' Saya diam-diam pergi ke tempat kerja mereka untuk melihat apakah itu benar atau tidak,” katanya.

Saat ini, Masjid Salime Hatun menampung lima orang tunawisma. Gokrem mengatakan banyak orang ragu-ragu untuk mendekati seorang tunawisma membantu mereka, karena mereka khawatir dengan reaksinya.

“Orang sering berpikir jika seseorang tinggal di jalanan, dia harus menjadi pencuri, mungkin menyerang mereka, membawa pisau, atau memiliki masalah mental. Anda membutuhkan kesabaran, cinta, dan belas kasihan untuk membantu mereka. Anda perlu menunjukkan empati pada mereka,” kata Gokrem. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement