Jumat 05 Jul 2019 05:53 WIB

Sariya Chervallil: Islam Menerimaku dengan Tangan Terbuka

Kebencian terhadap Islam berbalik menjadi kecintaan.

Mualaf
Foto:

Akhirnya, Sariya memberanikan diri bertanya kepada ibunya. Namun, jawaban sang ibu sangat sederhana, "Bacalah Alkitab dari satu halaman ke halaman lainnya."

Inilah awal Sariya memulai perjalanannya. Usianya masih sangat muda, namun ia dapat mengerti apa yang ia baca. "Aku menemukan begitu banyak inkonsistensi dan kesalahan dalam Alkitab," katanya.

Banyak hal yang disebutkan dalam Alkitab yang menurut Sariya sangat tidak logis. Sariya terus mempelajarinya. Bahkan, ketika ia menemukan sebuah kebenaran mengenai seseorang yang disebut Nabi Muhammad SAW.

Sariya bersikeras menolak pembenaran mengenai Nabi Muhammad. Ia justru selalu belajar mengenai agama Kristen. Namun, perlahan-lahan mulai melantur ke perbandingan agama. “Tetapi, aku selalu menolak untuk mempelajari Islam," tuturnya.

Ibunya memaklumi kondisi tersebut. Sang ibu lalu memberikan surah al-Ikhlas yang ia tulis dan diterjemahkan dengan baik. "Ini menjadi obsesi bagiku. Aku membacanya dan terjemahannya sepanjang hari (berulang-ulang). Rasanya seperti memuliakan bagiku," ujar Sariya.

Ketika akhirnya tidak ada kitab suci lain yang bisa memuaskan Sariya, ia beralih ke Alquran. Ia mengaku benar-benar terpesona. "Ini adalah kebenaran yang aku cari! Jawaban atas semua pertanyaanku," katanya.

Selama ini, ia yakin suatu saat akan menemukan takdirnya. Ia membutuhkan waktu dua tahun untuk akhirnya yakin tentang Islam. Usianya 15 tahun saat itu, dua tahun setelah sang ibu memeluk Islam. Ia berharap sang ibu bisa menyaksikannya mengucap dua kalimat syahadat.

sumber : Oase Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement