Senin 01 Jul 2019 10:00 WIB

Berantas Kemiskinan, Baznas Hadirkan Z-Mart

Program Z-Mart adalah program pemberdayaan ekonomi mustahik Baznas.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Gita Amanda
Pengunjung melintasi model warung Zmart pada launching peresmian kerjasama donasi pelanggan Lottemart dengan BAZNAS di Lotte Grosir, Pasar Rebo, Jakarta, Rabu (23/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengunjung melintasi model warung Zmart pada launching peresmian kerjasama donasi pelanggan Lottemart dengan BAZNAS di Lotte Grosir, Pasar Rebo, Jakarta, Rabu (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melalui Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM) mengembangkan program pemberdayaan peningkatan ekonomi terhadap mustahik. Yakni dengan pemberian modal usaha melalui program Z-Mart dan Mustahik Pengusaha.

Program Z-Mart dan Mustahik Pengusaha juga dikembangkan di pelosok daerah perkotaan, salah satu lokasi Z-Mart yang baru kembali diresmikan adalah di Cipinang Kebembem, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur.

Baca Juga

Ketua Baznas, Bambang Sudibyo, mengatakan Baznas menyalurkan zakat sesuai dengan syariat. Zakat diberikan kepada delapan asnaf sesuai dengan Alquran Surat At Taubah ayat 60. Program Z-Mart merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan Baznas.

"Saya berharap, Baznas Bazis DKI Jakarta dapat bersinergi bersama dalam pengentasan kemiskinan di DKI Jakarta," katanya melalui keterangan yang diterima Republika.co.id, Senin (1/7).

 

Ia menambahkan, program Z-Mart adalah program pemberdayaan ekonomi mustahik Baznas untuk meningkatkan eksistensi dan kapasitas usaha retail mikro untuk mengangkat skala usaha. Hadirnya program ini diharapkan agar terbentuk sebuah gerakan untuk berbelanja di warung kelontong mikro, sehingga omzet mustahik pemilik warung akan terus meningkat.

Sedangkan Mustahik Pengusaha, adalah program pemberdayaan ekonomi untuk mustahik produktif yang akan menjalankan usaha atau sudah menjalankan usaha dari berbagai jenis produk. Program ini bertujuan mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

"Penerima manfaat kedua program ini sebanyak 71 orang mustahik, yang terdiri dari 20 orang penerima manfaat program Z-Mart, dan 51 orang penerima manfaat program Mustahik Pengusaha yang terdiri dari usaha jamu keliling, pedagang bakso, mi ayam, pedagang makanan, penjual kue, dan usaha kerupuk," kata Bambang.

Omzet rata-rata usaha penerima manfaat Mustahik Pengusaha saat ini sekitar Rp. 4,5 juta per bulan atau keuntungan sebesar Rp 1,5 juta. Adanya bantuan dan intervensi dari Baznas diharapkan akan meningkatkan omzet menjadi Rp 6 juta per bulan atau keuntungan sebesar Rp 2 juta.

Sementara itu, untuk program Z-Mart ada fasilitas tambahan yang dapat dinikmati pelanggan, yakni pelayanan pembayaran online melalui Payment Point Online Bank (PPOB).

Menurut Bambang, rata-rata omzet warung Z-Mart sebelum dibantu Baznas sebesar Rp 500 ribu per hari atau Rp 15 juta per bulan. Dengan asumsi keuntungan 7 persen dari omzet, maka keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 1.050.000 per bulan, dan ini masih di bawah standar Garis Kemiskinan Nasional 2019 (Rp 1.601.613), dan masih jauh di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta.

Setelah mendapatkan tambahan modal dan pendampingan diharapkan omzet meningkat menjadi rata-rata Rp 1 juta per hari atau sebesar Rp 30juta per bulan dengan. Dengan asumsi keuntungan 7 persen dari omzet maka keuntungan sebesar Rp 2,1 juta.

"Diharapkan dengan Penyerahan bantuan modal usaha ini dapat memberikan peningkatan ekonomi atau taraf hidup tidak hanya kepada anggota di dalam kelompok tapi juga masyarakat sekitar tempat usaha," kata Bambang.

Untuk percepatan program, Baznas akan bersinergi dengan berbagai pihak, baik Pemerintah Daerah DKI Jakarta, Baznas Bazis DKI Jakarta, dan pihak lainnya untuk membantu mustahik keluar dari kemiskinan. Juga agar mustahik mampu menopang perekonomian keluarga melalui pelaksanaan usaha berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement