Jumat 28 Jun 2019 16:00 WIB

Di Masa Dinasti Almohad, Maroko Jadi Pusat Ilmu Pengetahuan

Kepemimpinan Almohad di Maroko berbarengan dengan masa keemasan ilmu pengetahuan,

Masjid Koutoubia di Marakesh, Maroko.
Foto: mosqueplans.com
Masjid Koutoubia di Marakesh, Maroko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era Dinasti Almohad, Marrakesh dan Sevilla jadi pusat-pusat ilmu. Di Afrika Utara, ilmu arsitektur berkembang pesat hingga tampaklah dinding-dinding megah di Kota Fez, Rabat, dan Marrakesh.

Kepemimpinan Almohad di Maroko berbarengan dengan masa keemasan ilmu pengetahuan yang merambat hingga Maroko. Almohad mendirikan Masjid Kutubiya di Marrakesh yang tak hanya cukup memuat 25 ribu jamaah , tetapi juga kondang sebagai pusat pendidikan. Di sana terdapat buku-buku, manuskrip, dan toko buku.

Baca Juga

Di bawah kepemimpinan Almohad terutama Khalifah Abu Yaqub, pemerintah tak hanya mendorong pembangunan sekolah dan perpustakaan, tapi juga memerhatikan kesejahteraan para alim ulama. Ibnu Rushdi, Ibnu Tufail, Ibnu Zuhr, dan banyak ilmuwan lain menemukan tempat aman mengembangkan ilmu.

Setelah Abu Yaqub (Al-Mansur) wafat, warisan kepemimpinan diserahkan kepada putranya, al- Nasir (1199-1214). Sayangnya, al-Nasir tak begitu perhatian dengan ilmu pengetahuan.

Dalam perang yang menentu kan Navas de Tolosa pada 1212, pasukan al- Nasir dikalahkan pasukan Kristen. Setelah itu, kota-kota Muslim di Spayol diambil pa sukan Kristen.

Sejak itu, tak ada pasukan yang mampu merebut kembali wilayah selatan Spanyol kepangkuan Islam, hingga pada abad 15, Kesultanan Turki Utsmani secara gemilang berhasil melakukan hal itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement