Seiring berjalannya waktu, dia menemukan ritme kehidupan. Pengalaman mendekati kematian telah membuatnya ingin menjadi lebih saleh. Iman menyelamatkan saya. Ketika mengalami serangan jantung, satu-satunya kata yang bisa saya katakan adalah 'Allah'. Kapan saja saya bisa mati dan itu membuat saya sadar bahwa satu-satunya yang saya inginkan adalah pengetahuan yang lebih dalam tentang Allah," tutur wanita paruh baya ini.
Pengalamannya berpantang makan dan minum dari matahari terbit hingga terbenam setiap hari telah mengajarinya untuk menghargai hal-hal penting dalam kehidupan. Ramadhan telah mengubah dirinya dan mendorong untuk menjalani cara hidup yang sederhana.
Alasan terbesar dia menjadi Muslim adalah karena percaya bahwa menjadi seorang Muslim akan menjadikan kehidupannya lebih terarah dan penuh optimisme. "Sekarang, saya tidak memiliki apa-apa untuk diharapkan selain untuk dapat mengenal Tuhan lebih lanjut dan untuk terus memahami iman saya," kata wanita ini.