Kamis 30 May 2019 17:43 WIB

Maroko, Gerbang Penyebaran Islam ke Eropa

Dalam dunia Islam, Maroko adalah sosok penting.

Koubba Ba'adiyn di Kota Marrakesh, Maroko, merupakan salah satu peninggalan Dinasti Al-Murabitun.
Foto: static.travel.usnews.com
Koubba Ba'adiyn di Kota Marrakesh, Maroko, merupakan salah satu peninggalan Dinasti Al-Murabitun.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Orang Turki mengenal Maroko dengan nama Fez, sementara orang Persia mengenalnya dengan nama Marrakech yang berarti Tanah Tuhan. Dalam dunia Islam, Maroko adalah sosok penting.

Negeri ini menjadi gerbang penyebaran Islam ke Eropa lewat Spanyol. Sejarawan dari Amerika T Glick dalam bukunya, Muslim and Christian Spain, menuturkan, ada keterkaitan pola ekonomi di antara mereka.

Baca Juga

Seperti terlihat banyaknya orang Andalusia dalam perdagangan di Maroko. Dan, negeri ini juga menjadi distribusi bahan mentah berupa kayu, aluminium, besi, dan kain.

Sementara itu, pedagang Andalusia menyediakan berbagai bahan kain jadi serta bahan tembaga. Di bawah Dinasti Almo ravid dan Almohad, kemajuan perdagangan kedua belah pihak terus melaju.

Glick menyebutkan bahwa Maroko merupakan gerbang Islam ke dunia Barat. Ia mencontohkan ekspedisi Thariq Bin Ziyad dalam sebuah peristiwa heroik yang dikenang sejarah. Waktu itu, Thariq membakar kapal-kapal pasukannya sendiri sehabis mendarat di Spanyol guna menundukkan penguasa yang lalim.

Itulah cara Thariq membang kit kan patriotisme tentaranya seraya menyiratkan perkataan bahwa tak ada jalan pulang dalam jihad selain memenangi pertempuran. Ketika Dinasti Almohad berkuasa hingga ke Andalusia, mereka mempertahankan kejayaan yang dicapai dinasti sebelumnya. Mereka tetap konsisten mengembangkan bidang keilmuan.

Tak heran, jika banyak lahir cendekiawan, seperti pakar herbal al- Ghafiqi (wafat 1165) yang menulis Kitab al-Adwiyata al-Mufrada dan Ibnu al-Baytar (1197-1248) yang aslinya dari Malaga. Dia menulis ensiklopedi terlengkap tentang pengobatan. Tersohor pula penjelajah Muslim Ibn Jubair, filsuf Ibnu Rushd (1126-1198), dan Jabir bin Aflah.

Dinasti Almohad membangun Masjid Kutubiya yang mampu menampung sekitar 25 ribu jamaah. Tidak itu saja, berbagai buku, manuskrip, perpustakaan, dan toko buku tersebar luas di Maroko.

Selain beragam kemajuan dan ber kibarnya ilmu pengetahuan, matematika memiliki tempat tersendiri di Maroko, negeri yang dikenal sebagai pusat pengem bangan bidang ilmu ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement