Jumat 24 May 2019 22:46 WIB

Merindukan Pemimpin Seperti Umar bin Khaththab

Umar bin Khaththab adalah seorang pemimpin melayani umat dan amat takut kepada Allah

(ilustrasi) Khalifah Umar
Foto: tangkapan layar wikipedia
(ilustrasi) Khalifah Umar

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Diding Suhandy

Umar ibnul Khattab dikenal sebagai salah seorang sahabat yang sangat dekat dengan Nabi Muhammad. Padahal ketika belum masuk Islam, beliau dikenal seorang yang paling keras menentang kerasulan Muhammad bahkan berniat untuk membunuhnya. Ketika nur Islam menembus hatinya, Umar begitu sangat mencintai Rasulullah. Pernah tatkala beliau mendengar kabar Rasulullah wafat, seketika ia menghunus pedangnya dan berseru: ''Siapa yang berkata Muhammad mati aku penggal lehernya''. Namun ketika Abu Bakar ra membenarkan berita itu, Umar tak kuasa menahan air matanya menanggung kesusahan yang amat dalam berpisah dengan orang yang amat dicintainya.

Baca Juga

Sejak Rasulullah wafat, Umar seringkali menangis karena takut tidak dapat berkumpul kembali dengan Rasulullah. Beliau dikenal sangat hati-hati dalam setiap tindak-tanduknya, meskipun Rasulullah telah memberikan jaminan masuk surga baginya. Pribadinya berhiaskan berbagai sifat mulia salah satunya ia dikenal sebagai pelayan umat.

Ketika Umar diangkat menjadi khalifah maka seluruh hidupnya benar-benar dibaktikan untuk mengurusi kepentingan umatnya. Dalam suatu riwayat disebutkan beliau hampir tiap malam meronda, berkeliling ke pelosok-pelosok kampung sebab ia khawatir kalau ada penduduk yang urusannya terabaikan, perutnya kelaparan dsb. Hal ini dilakukan karena beliau sangat takut jangankan terhadap urusan manusia, terhadap hewan pun ia begitu sangat memperhatikan sebagai konsekuensi atas pengangkatannya sebagai pemimpin umat.

Sehingga pernah ia berkata: ''Aku sangat takut kalau ada unta yang terkantuk di jalan itu akan memberatkanku di hadapan Allah nanti.'' Bahkan suatu riwayat menyebutkan pada saat Umar melakukan ronda tanpa sengaja ia mendengar ucapan seorang ibu yang sedang memasak batu untuk anaknya yang kelaparan. Ia berkata ''Aduh celaka engkau Umar, engkau tidur nyenyak dengan keluargamu sedangkan kami pedih menahan lapar''.

Mendengar ini, Umar sedih hatinya dan ia pun menangis. Lalu bergegas mengambil makanan dari Baitul Mal dan dipikulnya makanan itu dan ketika pembantunya menawarkan untuk membantunya beliau berkata: ''Engkah tidak akan bisa memikul dosaku di akhirat kelak''. Sesampainya di rumah penduduk itu, beliau menyuruh anak dan istrinya membantu memasak dan manakala penduduk itu merasa kenyang barulah ia merasa lega.

Begitulah performa pemimpin yang telah dijamin masuk syurga tetapi pelayanannya kepada umat sungguh luar biasa.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement