Rabu 29 May 2019 22:02 WIB

Gus Solah: Kiai Tolchah Hasan Pribadi Tekun yang Dihormati

Gus Solah menegaskan kehilangannya atas sosok Kiai Tolchah

Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Solahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Solahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah.

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Solahuddin Wahid, menilai sosok KH Tolchah Hasan merupakan pribadi yang tekun dan sukses dalam mengelola berbagai organisasi.

"Beliau kiai yang bertangan dingin memegang macam-macam kegiatan berhasil, Sekolah Sabillah, Unisma, dan lain-lain. Kiai Tolchah juga pribadi yang tekun, sangat dihormati orang," katanya di Jombang, Rabu (29/5).

Baca Juga

Gus Solah, begitu akrab disapa, mengaku kehilangan kiai yang pernah menjabat sebagai menteri agama era Presiden KH Abdurrahman Wahid itu. Kiai Tolchah selama ini telah banyak berkontribusi dalam organisasi Nahlatul Ulama. Dia juga salah satu penggagas ide Nahdlatul Ulama (NU) kembali ke Khittah 1926.

Selain pribadi yang tekun, Gus Solah menyebut KH Tholchah Hasan menjadi kiai yang merupakan tempat bertanya bagi banyak orang. "Boleh dibilang beliau tempat orang bertanya di Malang. Sesepuh Malang," kata Gus Solah.

Pihaknya mengucapkan duka cita mendalam atas wafatnya Kiai Tolchah. Dirinya berdoa agar almarhum mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah.

"Keluarga besar Pesantren Tebuireng dan Universitas Hasyim Asy'ari Menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatya kiai Tolchah. Semoga Allah mengampuni semua dosa dan menerima semua amal ibadahnya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan keikhlasan dari Allah SWT," kata cucu Pendiri NU, Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy'ari tersebut.

Kiai sepuh yang juga mantan Menteri Agama Era Presiden Gus Dur KH Muhammad Tolchah Hasan wafat pada Rabu (29/5), pukul 14.30 WIB bertepatan dengan 24 Ramadhan 1440 Hijriyah, setelah menjalani pengobatan di RSSA Malang. 

KH Muhammad Tolchah Hasan yang merupakan tokoh organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) itu sempat dirawat di rumah sakit tersebut hampir sebulan.

Kiai Tolchah dilahirkan di Tuban, Jawa Timur, pada 1936 dan merupakan tokoh multidimensi, yakni sebagai ulama, tokoh pendidikan, pegiat organisasi, dan juga merupakan tokoh yang aktif di pemerintahan.

Saat menjadi menteri, dia mendirikan Direktorat Pendidikan Pondok Pesantren dan Seksi Pekapontren (Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) yang sekarang menjadi pendidikan diniyah dan pondok pesantren.

Kiai Tolchah juga alumni Pesantren Tebuireng era 1950-an. Selama hidup, KH Tholchah Hasan juga masih mengabdikan dirinya di Pesantren Tebuireng sebagai Dewan Pembina di Yayasan Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) dan Pusat Kajian Pemikiran Hasyim Asy'ari.

Kiai Tolchah meninggalkan seorang istri, tiga orang anak, dan empat cucu, yang saat ini tinggal di Singosari, Kabupaten Malang. Almarhum pernah menduduki posisi Mustasyar PBNU dan pernah menjabat sebagai rektor Universitas Merdeka Malang hingga 1998. Selain itu, almarhum juga sebagai Dewan Pembina Yayasan Universitas Islam Malang (Unisma) hingga saat ini. Jenazah dimakamkan di pemakaman keluarga di Kampung Bungkuk, Singosari, Kabupaten Malang, setelah shalat tarawih.  

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement