Kamis 23 May 2019 04:43 WIB

Arifin Ilham dan Zikir yang Menenteramkan Hati

Ustaz Arifin Ilham terserang kanker kelenjar getah bening.

Ustaz Arifin Ilham saat tiba di Masjid Az-Zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (31/1).
Foto: Antara/Agus Setiawan
Pimpinan Majelis Azzikra KH Muhammad Arifin Ilham dengan didampingi putranya Muhammad Amer Azzikra (kedua kanan) dan Muhammad Alvin Faiz (ketiga kanan) menyalami jemaah ketika hendak meninggalkan Apartemen Mansion One di George Town, Penang, Senin (28/1/2019).

Ayah Arifin Ilham masih keturunan ketujuh Syeh Al-Banjar, ulama besar di Kalimantan. Ibunya, Hj Nurhayati, kelahiran Haruyan, Barabay, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Arifin kecil dikenal sebagai anak yang nakal dan tidak begitu pintar, ia baru bisa baca-tulis huruf Latin setelah kelas 3 SD. Ia bahkan pernah tercebur ke sungai kecil tak bernama di Jalan Sutoyo, Banjarmasin saat masih berusia dua tahun saat bermain-main air menemani sang ibu yang sedang sibuk mencuci.

Kenakalan Arifin bahkan masih berlanjut meskipun sudah dipindahkan ke SD Rajawali dari sekolah asalnya SD Muhammadiyah. Ia mulai mengenal judi dan merokok.

Pendidikan yang keras dan disiplin terhadap Arifin di rumah rupanya tidak selalu membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan kedua orang tuanya. Di luar rumah, Arifin menikmati dunianya sendiri sehingga membuat kedua orang tuanya jadi semakin cemas.

Oleh kedua orang tuanya Arifin pun didatangkan guru mengaji ke rumah. Selain diharapkan pintar mengaji, kedua orang tuanya juga berharap agar anak lelaki satu-satunya itu tidak banyak bermain di luar rumah.

Tahun 1982 ayah-ibunya berangkat ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Sementara itu, pikirannya tidak tenang dan menjadi titik balik ia perubahannya.

Akhirnya ia masuk ke pesantren atas kemauan sendiri tepatnya di Pesantren Darunnajah di Ulujami, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Setelah lulus dari pesantren, ia melanjutkan ke perguruan tinggi. Ia masuk FISIP, Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Nasional (Unas), Jakarta dan lulus pada 1994.

Arifin juga dikenal sebagai penyayang binatang, ia memelihara burung hantu, ayam kate, bahkan kera. Pada awal April 1997, Ia diberi ular hasil tangkapan warga kampung di semak belukar. Namun, hal nahas pun terjadi, ular tersebut menggigitnya hingga keadaannya kritis.

Ia dibawa berobat ke RS St. Carolus, Jakarta untuk mendapatkan perawatan setelah kondisinya semakin kritis. Setelah 21 hari mengalami koma kesehatannya mulai pulih.

Ia juga sudah mulai aktif kembali ke Masjid Al-Amru Bit-Taqwa, masjid yang didirikan olehnya bersama tetangganya di Perumahan Mampang Indah II, Depok. Selain berceramah, ia mulai lagi memperbanyak zikir berjamaah (zikir bersama-sama).

Budi Noor dan Abdul Syukur, orang dekat Arifin, mengemukakan zikir berjamaah itu sudah dilakukan jauh sebelum Arifin mengalami koma akibat digigit ular. Arifin berzikir karena ingin mencintai Allah secara lebih total Arifin prihatin melihat kenyataan umat Islam yang saat ini sedang terpuruk, dizalimi, difitnah, dan ditindas.

Dari satu dua orang jamaah, sampai memenuhi masjid hingga akhirnya sering diundang ke televisi, zikir yang dilantunkan suami dari Wahyuniati Al-Waly, Rania Bawazier dan Umi Akhtar memikat banyak orang yang bukan hanya zikir lisan tapi juga sampai ke hati.

Selamat jalan ustaz, zikir dan nasihatmu tetap melekat dalam hati. Sesungguhnya semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement