Rabu 22 May 2019 17:00 WIB

Pesona Taman Al-Azhar Kairo

Taman al-Azhar Kairo memiliki luas 30 hektare.

Taman al-Azhar dilihat dari udara.
Foto: akdn.org
Taman al-Azhar dilihat dari udara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Garis cakrawala di ufuk barat merona kemerahan. Sang mentari, perlahan tapi pasti, me nenggelamkan diri di balik bangunan-bangunan bertingkat yang menyembul di kejauhan. Di saat sama, sekelompok ­orangtua, muda, anak-anak ­ tampak ceria menikmati suasana. 

Sore itu, seperti sore-sore sebelumnya, keceriaan menyambut terbenamnya matahari mewarnai sudut-sudut Taman al-Azhar, Kairo, Mesir. Tak cuma warga lokal yang biasa menikmati kehangatan sore di taman seluas 30 hektare itu. Orangorang dari mancanegara yang se dang mengunjungi Kairo pun senantiasa meluangkan waktu untuk menikmati kemolekan taman ini.

Rekaman keceriaan di Taman al-Azhar pada senja itu terekam jelas dari video yang diunggah Rina Saepulloh di laman Youtube. Di bagian bawah video, tertulis jelas sebuah judul ‘’Beautiful Sunset at Al Azhar Park.’’ Ya, Taman al-Azhar memang layak dipuja sebagai tempat yang indah, utama nya saat senja menyapa Kairo. 

Kemolekan taman ini juga diakui oleh organisasi nirlaba yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS), Project for Public Spaces (PPS), yang kemudian menobatkan taman ini sebagai sebagai satu dari 60 ruang publik yang memikat di kolong langit. Jadi, jika suatu saat Anda berkesempatan menyambangi Kairo, maka jalan-jalan ke Taman al-Azhar wajib Anda agendakan.

Tempat ini dulunya bukanlah taman seperti yang ada pada masa sekarang. Sejarah mencatat, dahulu tempat ini hanya berisi bebatuan. Adalah Agha Khan Development Network (AKDN) yang berkontribusi besar atas lahirnya taman ini.

Pembangunannya dikemas melalui Program Dukungan Kota-Kota Bersejarah atau Historic Cities Support Programme (HCSP) yang ada dalam Aga Khan Trust for Culture. Institusi ini adalah titisan dari para pembesar Dinasti Fatimiyah.

Ratusan tahun lamanya dinasti beraliran Syiah ini memimpin Mesir. Satu hal yang akan selalu diingat, yakni pada masa Khalifah al-Mu’izz, dibangunlah Masjid al-Azhar. Kelak dari masjid ini, berkembanglah sebuah lembaga pendidikan Islam ternama di dunia, Universitas al- Azhar.

Ditaksir, pembangunan taman ini telah menyedot dana lebih dari 30 juta dolar AS. Taman ini menjadi hadiah kepada Kota Kairo dari penerus Aga Khan IV. Nah, dari taman inilah, guratanguratan sejarah kota tua Kairo, terekam.

Namun, membuat taman ini, bukanlah pekerjaan mudah. Pada tahap awal, Sites International seb agai pelaksana proyek pembuatan Taman al-Azhar, harus terlebih dahulu meratakan tempat. Mengutip catatan di laman wikipedia, setidaknya ada 765 ribu kubik tanah harus dikeruk. Sementara 160 ribu ribu kubik lainnya digunakan untuk mengisi tempat lainnya. Kemudian 605 kubik tanah sisanya mesti melewati proses geoteknik, yang antara lain meliputi proses penyaringan dan pencucian. Tanahtanah ini lalu dicampur dengan 60 ribu kubik pasir serta humus agar kawasan taman ini menjadi subur.

Hal lain yang dikerjakan da lam proses pembangunan taman ini adalah memindahkan sekitar 1,5 juta meter kubik puing dan tanah dari lokasi ta man ke tempat lain. Untuk memindahkannya dibutuhkan lebih dari 80 ribu truk yang hilirmudik memindahkan puing dan tanah tersebut. 

 

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement