Jumat 10 May 2019 21:42 WIB

Baznas Menyasar Anak Punk dan Kampung Maksiat

Anak punk ini juga merupakan manusia biasa, yang berhak mendapatkan pelayanan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Agus Yulianto
(Kiri ke Kanan) Kepala Divisi Pendistribusian, Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas, Irfan Syauqi Beik, Ketua Panitia Nasional Program Ramadhan 1440 H Baznas, Romidi Karnawan, Kepala Divisi Pendayagunaan, Randi Swandaru dalam konferensi pers di Gedung Baznas, Jumat (10/5).
Foto: Republika/Rahma Sulistya
(Kiri ke Kanan) Kepala Divisi Pendistribusian, Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas, Irfan Syauqi Beik, Ketua Panitia Nasional Program Ramadhan 1440 H Baznas, Romidi Karnawan, Kepala Divisi Pendayagunaan, Randi Swandaru dalam konferensi pers di Gedung Baznas, Jumat (10/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Di antara banyaknya program Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang dilakukan selama Ramadhan ini, ada beberapa di antaranya yang menyasar anak punk dan masyarakat di kampung maksiat. Tujuannya, untuk mengajak memperbaiki diri serta mau mengikuti ibadah maupun mengeluarkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS).

Kepala Divisi Pendistribusian Baznas, Ahmad Fikri, menyebutkan program yang juga menyasar anak-anak punk adalah Safari Dakwah Ramadhan. Program ini diadakan untuk meningkatkan untuk masyarakat yang perlu mengubah dirinya menjadi lebih baik lagi.

“Tadi pagi ada sahur Baznas yang ditemani oleh komunitas punk. Mereka belajar berbagi kepada orang-orang di sekitar mereka juga, kita ketuk pintu masing-masing rumah, untuk berbagi ini. Dan warga pun menyambut mereka sehingga tidak takut lagi dengan anak punk,” ujar Fikri saat ditemui usai konferensi pers di Gedung Baznas, Jakarta Pusat, Jumat (10/5).

Anak punk ini juga merupakan manusia biasa, yang berhak mendapatkan pelayanan termasuk dari Baznas, dan apapun kondisi mereka, tetap menjadi konsen Baznas. Mereka ini juga memiliki latar belakang keluarga yang sudah seperti diketahui seluruh masyarakat, sehingga mereka membentuk komunitas punk ini.

“Yang jadi konsen kita, kelompok ini tidak bisa kita tinggalkan, hanya karena mereka punya perbedaan ekspresi dengan kita. Target kita masuk ke mereka, untuk mewarnai mereka agar terlibat aktif dalam memanfaatkan momentum Ramadhan. Siapa tahu dari mereka bisa lahir dai atau manusia pelopor,” papar Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas, Irfan Syauqi Beik, dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, Baznas juga melayani mustahik yang berasal dari masyarakat yang tidak memiliki kewarganegaraan, biasanya tamu-tamu dari UNHCR. Bahkan pada akhir April 2019 lalu, Baznas juga merilis diskusi bagaimana membangun sinergi untuk terlibat penangananan imigran salah satu asnaf (delapan golongan yang berhak menerima zakat) adalah fakir miskin, yang disebabkan hal tertentu misalnya karena terusir dari negaranya.

“Ini sedang kita rancang. Ini juga tidak mudah. Beberapa program (penanganan imigran) kita sudah mulai terlibat, kita intinya berikan perhatian atau konsen khusus. Tentu ada hal yang menjadi catatan kami, dan kami terbuka untuk siapapun mereka yang butuh bantuan,” tutup Irfan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement